Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto/Net
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto/Net
KOMENTAR

REPUBLIK Korea atau Korea Selatan, saat ini sedang mempromosikan kebijakan barunya yang disebut Korea-ASEAN Solidarity Initiatives (KASI). Kebijakan ini memberikan perhatian utama pada promosi kemerdekaan, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kerjasama ASEAN dan Korea Selatan terus mengalami peningkatan. Volume perdagangan ASEAN dan Korsel di 2020 tumbuh 2,5 kali lipat sejak ASEAN-Korea Free Trade Agreement ditandantangani pada 2007. Ini menempatkan Korsel sebagai mitra dagang terbesar keempat ASEAN.

Di saat yang sama, investasi Korsel ke ASEAN pun mengalami pertumbuhan yang berarti, sehingga Korea Selatan tercatat sebagai sumber investasi terbesar kelima di kawasan pada 2021.

Dan di 2030, kawasan Indo-Pasifik diperkirakan akan menghasilkan hampir dua pertiga dari pertumbuhan global. Di masa itu, empat ekonomi terbesar dunia dari sisi daya beli, kemungkinan besar berasal dari kawasan ini.

Keempatnya adalah China, India, Jepang, dan Indonesia. Beberapa perkiraan juga menunjukkan bahwa pada 2030, Indo-Pasifik dapat menjadi rumah bagi hampir 3,5 miliar kelas menengah.

“Potensi ekonomi ini telah menarik perhatian negara-negara besar dunia ke kawasan, sehingga kawasan ini menjadi ajang kontestasi geopolitik dan geoekonomi baru,” demikian Airlangga, yang diwakili Asisten Deputi Bidang Kerjasama Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian Netty Muharni, dalam Seminar Internasional “Korea-ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum Peace and Prosperity the Indo-Pacific” yang digagas oleh RMOL Network di Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12).

KASI kedepankan perdamaian

Duta Besar Kwon Hee-seug dalam sambutan saat pembukaan seminar internasional tersebut mengatakan, sejak dimulai pada November 1989, hubungan ASEAN dan Korea Selatan berkembang luar biasa. ASEAN dan Korea Selatan tengah menantikan Comprehensive Strategic Partnership (CSP) di 2024 yang disambut baik semua pemimpin ASEAN.

“Kebijakan Korea Selatan di masa depan akan mengedepankan perdamaian dan kesejahteraan, demokrasi, hukum dan HAM. Kita akan bermain berdasarkan aturan untuk mencegah konflik dan berpegang teguh pada resolusi perdamaian,” ujar Kwon.

“Presiden Yoon Suk-yeol menggarisbawahi arti penting memperkuat solidaritas dan kerjasama dengan ASEAN,” demikian Duta Besar Kwon.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News