KOMENTAR

BANYAK perempuan sering mengeluhkan karakter suami yang pemarah dan temperamental. Masalah yang sepele sekali pun bisa menyulut emosi dan membuat meledak-ledak. Tak jarang kalimat yang dilontarkan menyakiti hati sang istri.

Lalu bagaimana cara menghadapi suami yang memiliki sifat pemarah dan temperamental?

1# Sabar

Cara pertama yang harus dilakukan ketika menghadapi suami yang pemarah dan temperamental adalah dengan menjaga diri untuk bersikap rasional dengan sabar dan tenang. Hal tersebut penting dilakukan agar kita tidak tersulut emosi dan mengeluarkan kemarahan yang sama.

Alih-alih membuat situasi mereda, konflik malah akan semakin meruncing dan dapat menimbulkan tindakan atau kalimat yang akan saling melukai satu dengan lainnya. Selain itu sifat sabar dan tenang yang kita lakukan akan dapat menjadi penenang bagi suami agar emosinya mereda.

2# Kenali penyebab amarahnya

Cari tahu penyebab ia marah, bila berasal dari diri kita, segeralah minta maaf dan memperbaikinya. Hal tersebut penting dilakukan agar ledakan emosinya tidak terulang kembali karena masalah yang sama.

Namun bila ia marah karena sebab lain, misalnya karena terbawa emosi usai berkonflik dengan partner bisnis atau keluarganya yang lain, misalnya dengan ayah atau adiknya, maka kita cukup memahami dan berusaha menenangkannya, misalnya dengan memberinya segelas air putih agar emosinya reda.

3# Komunikasikan dengan baik

Bila situasi sudah kondusif, bicarakan baik-baik bahwa kita tidak nyaman dengan sifatnya yang emosional dan temperamental. Cara menyampaikannya bisa beragam, bisa dilakukan saat melakukan quality time bersama atau ketika melakukan pillow talk ketika mau tidur.

Ketika menyampaikan tidak harus dilakukan dengan obrolan yang serius, terkadang dengan cara bercanda akan membuat suami tersadar dengan kekeliruannya.

4# Bantu suami untuk lebih baik

Umumnya sifat emosional dan temperamental sering kali terjadi karena ada inner child yang terluka di masa lalunya. Perlakuan dan pola pengasuhan yang buruk dari orangtuanya dapat membuat karakter suami kita menjadi temperamental karena endapan emosi dan luka batin yang terjadi di masa lalunya.

Sehingga ia membutuhkan istrinya untuk dapat membantunya mengendalikan emosi dan membuatnya lebih baik. Misalnya dengan mendengarkan setiap cerita dan keluh kesahnya, agar emosinya tidak menumpuk dan meledak sewaktu-waktu.

5# Hargai setiap usahanya

Ketika suami sudah mulai menunjukkan perubahan, hindari mengungkitnya atau membahasnya berulang-ulang. Cukup dengan menghargai usahanya untuk berubah dan tidak mengulangi ledakan emosinya di kemudian hari.

6# Berkonsultasi dengan ahlinya

Bila berbagai upaya dilakukan namun suami masih juga temperamental, maka kita dapat menghubungi keluarganya agar ada seseorang yang dapat menasihatinya. Atau kita juga dapat mengajaknya ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut yang sesuai dengan kondisi mental suami.




Memilih Alpukat yang Tepat untuk Disantap

Sebelumnya

Tak Perlu Dicuci, Ini Cara Membersihkan Daging Sebelum Dimasak

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family