Sering disebut kaum rebahan, anak muda sekarang dianggap kurang gerak/Net
Sering disebut kaum rebahan, anak muda sekarang dianggap kurang gerak/Net
KOMENTAR

AKTIVITAS fisik yang renda dapat meningkatkan risiko diabetes yang tinggi. Begitu diungkapkan Country Leader Active Healthy Kids Indonesia (AHKI) Agus Mahendra pada peluncuran program Build Our Kids Success (BOKS), Senin (14/11).

Menurut sebuah data yang dikeluarkan oleh AHKI, sebagian besar anak-anak di Indonesia masih memiliki level aktivitas fisik yang rendah dari yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hanya 20 persen dari 84 juta anak-anak di Indonesi, yang memiliki aktivitas fisik.

Fakta ini cukup mengkhawatirkan, karena kurangnya aktivitas fisik bisa memicu terjadinya diabetes tipe 2, atau diabetes yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat.

“Anak-anak itu harus memiliki intensitas 60 menit per hari (untuk melakukan aktivitas fisik), yang disebut moderate to vigorous (menengah ke tinggi),” ujar Agus yang ditemui di Bale Nusa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Agus Mahendra, Country Leader AHKI pada peluncuran program BOKS, Senin (14/11)/Sun Life

Sebenarnya tidak hanya menjadi penyebab diabetes, kekurangan aktivitas fisik atau aktivitas jasmani, lanjut Agus, juga dapat memengaruhi pertumbuhan sel otot, otot tulang, sel otak, dan sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh, yang memicu terjadinya stunting hingga pengaruh kognitif pada anak-anak.

Untuk itu, ia terus mendukung upaya dari program Build Our Kids Success (BOKS), yang baru kembali diluncurkan ini. Sebab, aktivitas fisik anak-anak yang masih jauh di bawah rekomendasi WHO juga disebabkan kurangnya fasilitas di sekolah.

Melalui BOKS, sekolah-sekolah yang menjadi ujicoba, seperti di Manggarai Timur NTT dan Jakarta, diberikan kegiatan aktivitas fisik yang menarik bagi anak-anak. Mereka juga diajarkan pola hidup sehat melalui asupan-asupan bergizi yang harus mereka makan sehari-hari, dalam mencegah terjadinya diabetes tipe 2.

Lebih lanjut, Agus pun menyerukan kepada seluruh pihak, khususnya bagi para orangtua, guru, dan pemerintah setempat untuk sama-sama membantu menciptakan aktivitas fisik yang aktif untuk anak-anak, agar mereka terhindar dari risiko terkena diabetes tipe 2, stunting, serta memiliki konsentrasi yang baik.




OCD yang Mengganggu: Atasi Masalahnya, Dukung Orangnya

Sebelumnya

Booming DSA Serebral untuk Anti-Stroke, Apakah Kita Membutuhkannya?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health