Vaksinasi Covid-19/Net
Vaksinasi Covid-19/Net
KOMENTAR

INDONESIA tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian baru, XBB. Varian ini disebut-sebut meninfeksi mereka yang belum memiliki kekebalan tubuh lantaran belum divaksin atau belum terjangkit sebelumnya.

Melihat hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menggalakkan giat vaksinasi Covid-19, karena sejauh ini belum mencapai target yang diinginkan.

Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes RI dr Prima Yosephine, MKM mengatakan, tidak tertutup kemungkinan masyarakat umum non-nakes bakal ikut diberikan vaksin dosis keempat atau booster kedua. Sebabnya, pemberian vaksin untuk masyarakat mengikuti kondisi.

Apalagi, perlindungan yang diberikan oleh vaksin akan menurun dalam waktu sekitar enam bulan. Jadi, sangat dianjutkan untuk melanjutkan dengan vaksinasi berikutnya.

“Tentu kemungkinan, bisa-bisa saja ada (vaksinasi booster kedua untuk non nakes). Kami dari pemerintah seperti yang sudah dituangkan dalam pedomannya, leputusan menterinya, bahwa perubahan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 memang sangat dinamis,” kata Prima di akun YouTube BNPN Indonesia, Senin (7/11).

“Yang perlu digaris bawahi adalah kelompok-kelompok risiko tinggi. Jadi saat ini untuk booster lansia, kemudian booster bagi dewasa tetapi yang memiliki komorbid dan gangguan imunitas, ini juga masih cukup rendah capaiannya. Itu seharusnya kan 100 persen untuk kelompok-kelompok berisiko,” ujar dia.

Gejala Omicron XBB

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan, sejauh ini gejala Omicron XBB yang ditemukan tidak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya, seperti Delta dan Omicron.

Gejalanya meliputi demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala dan tenggorokan, pilek, mual, muntah, dan diare.

Varian Baru XBC

Selain Omicron XBB, subvariant XBC juga menjadi sorotan dunia. Diketahui, Subvarian Omicron XBC merupakan hasil kombinasi varian Delta. Teradapat kemungkinan pasien Covid-19 dengan infeksi subvariant ini akan mengalami gejala layaknya Delta, yaitu anosmia.

“Meski belum ada laporan bukti ilmiah resmi, mengingat XBC merupakan kombinasi varian Delta, gejala anosmia dan ageusia, yang merupakan gejala khas varian Delta, mungkin dapat terjadi,” demikian dr Erlina.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News