115 komunitas berkebaya sebagai budaya tradisional asli Nusantara/ Farah.id-Dok. Panitia Parade Budaya Nusantara
115 komunitas berkebaya sebagai budaya tradisional asli Nusantara/ Farah.id-Dok. Panitia Parade Budaya Nusantara
KOMENTAR

BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) menggelar Parade Budaya Nusantara dan Berkebaya dengan tema “Bersatu Lebih Erat, Bersama Lebih Harmoni” yang bertujuan untuk membangun ketahanan bangsa melalui penguatan aspek budaya, pada Minggu (6/11/2022).

“Dengan kuatnya budaya Indonesia yang beragam akan mempersempit ideologi transnasional yang tidak cocok dengan budaya Indonesia,” papar Kepala BNPT Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, M.H. dalam sambutannya di Jakarta.

Mayjen TNI Nisan Setiadi, Komjen Pol Boy Rafli Amar, dan Mayjen TNI Dedi Sambowo

Boy juga meyakini bahwa beragamnya suku dan budaya di Indonesia dapat semakin menciptakan rasa persatuan di antara sesama bangsa Indonesia.

Penguatan akar budaya tersebut dilakukan dengan menggelar beberapa kegiatan budaya berupa pagelaran tari-tarian, kuda lumping, ondel-ondel, dan Parade Kebaya Nusantara.

Para peserta berkebaya yang hadir berasal dari 77 kementerian dan lembaga, 17 perusahaan di bawah kementerian BUMN, dan 115 komunitas yang berasal dari organisasi masyarakat, kepemudaan, dan profesi. Mereka melakukan long march dengan rute Sarinah – Bundaran HI – Sarinah.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan piagam penghargaan sebagai “Parade Budaya dengan Jumlah Komunitas Terbanyak”, yaitu 115 komunitas.

Penyerahan piagam rekor MURI

Kepala BNPT RI memaparkan bahwa Parade Budaya Nusantara bertujuan untuk menunjukkan Indonesia kepada dunia terutama kepada United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bahwa kebaya Indonesia merupakan salah satu simbol kekayaan kebudayaan bangsa yang didukung penuh oleh berbagai elemen masyarakat Indonesia. 

Boy juga berharap kegiatan ini dapat mendorong lahirnya Hari Kebaya Nasional, karena kebaya merupakan busana tradisional kebanggaan perempuan Indonesia yang membumi.

Dalam kesempatan tersebut, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri Kuswisnuwardhani, MBA menjelaskan tentang kekuatan kebaya dalam mempertahankan identitas budaya bangsa.

“Pemakaian kebaya menimbulkan semangat menggaungkan budaya bangsa agar kita kokoh, (tidak kalah) dengan hadirnya budaya-budaya asing yang secara langsung maupun tidak langsung masuk ranah bangsa kita,” ungkapnya.

Kegiatan yang melibatkan masyarakat luas tersebut juga mendapat apresiasi positif dari sejumlah peserta yang berasal dari penyandang disabilitas.

Anggota Rumah Komunikasi Lintas Agama (RKLA) cantik berkebaya

Sri Rahayu, salah satu peserta penyandang tunarungu yang tergabung dalam Rumah Komunikasi Lintas Agama (RKLA) mengatakan kesan pesannya mengikuti Parade Budaya ini kepada Farah.id.

“Kegiatan ini bagus, meriah, dan semangat. Semoga kebaya dapat menjadi pakaian nasional Indonesia,” demikian Sri Rahayu.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News