KOMENTAR

DISEBUT-SEBUT sebagai 'sultan', pemuda itu bertanya pada gadis yang baru saja resmi menjadi pasangan hidupnya, “Katakanlah rumah seperti apa yang engkau inginkan? Jangan sungkan!”

Wajar dia begitu percaya diri, karena pada usia relatif muda sudah terlanjur kaya raya. Bukan disebabkan limpahan warisan dari orangtua, melainkan sejak muda belia dirinya memang terbiasa hidup mandiri dan syukurlah lekas pula meraih sukses.

Ya, wajarlah dengan cepat pula dirinya berlimpah harta. Dengan kondisi keuangan yang teramat sehat, semakin wajar jika dia berani menantang istrinya untuk berani mengajukan permintaan.

Nah, giliran sang istri menyebutkan suatu rumah idaman, malahan pemuda itu bagai tersambar petir. Bukannya tidak sanggup menyediakan rumah yang layak, tetapi kriteria rumah impian yang bergetar di bibir si gadis manis membuatnya kaget.

Supaya lebih meyakinkan istrinya mengulangi lagi permintaannya, “Sebuah rumah yang sering dikunjungi malaikat!”

Meski terkesan cukup ganjil, tetapi permintaan macam itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi. Sang suami tidak perlu (karena tidak juga mungkin) mengerahkan para malaikat ke rumahnya, melainkan berpandai-pandailah membuat suasana yang para malaikat merasa nyaman untuk bertamu.         

Terlebih dahulu perlu dipahami saripati surat Maryam ayat 64, yang artinya, “Tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali atas perintah Tuhanmu. Milik-Nya segala yang ada di hadapan kita, di belakang kita, dan di antara keduanya. Tuhanmu sekali-kali bukan pelupa.

Malaikat itu tersohor kepatuhannya kepada Allah Swt. berupa ketaatan tanpa cela sedikit pun. Maka malaikat mencintai apa-apa yang dicintai Tuhan. Malaikat juga mematuhi perintah Ilahi termasuk mendatangi rumah yang dicintai-Nya.

Allah Swt. bisa saja memerintahkan para malaikat mendatangi rumah sekaligus menebarkan rahmat. Dan malaikat pun akan mencintai rumah yang dimuliakan Allah Swt. dan mendatanginya dengan suka cita.  Tapi, memangnya ada rumah yang dimuliakan Allah dan disukai malaikat?

Ada!

Surat an-Nur ayat 36, yang artinya, “(Cahaya itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang

Hendaklah rumah kita termasuk kategori ini, yakni yang dimuliakan Tuhan disebabkan para penghuninya senantiasa bertasbih di waktu pagi dan petang.

Lantas bagaimanakah penampakan rumah yang telah diberkati Tuhan itu?

Bagi para penduduk langit, termasuk para malaikat, akan melihat rumah mulia bercahaya bagaikan bintang gemintang yang kemilau di waktu malam. Dengan kondisi demikian indah, wajarlah malaikat tertarik untuk bertamu ke rumah tersebut.

Malaikat adalah makhluk cahaya dan makin mudah bagi mereka untuk terpikat kepada rumah mulia nan berkilauan cahaya. Tidak peduli dengan arsitekturnya atau pun luasnya atau bahkan kemegahannya, karena kediaman yang membuat malaikat tertarik adalah rumah yang dimuliakan karena memancarkan cahaya Ilahi.

Siapa sih yang meragukan kualitas dan kapasitas Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah saw. sekaligus pemuka dalam keilmuan agama, dan sosok yang berkepribadian luhur itu pernah menggambarkan tentang beberapa kondisi bertamunya para malaikat ke rumah. 

Ibnu Watiniyah dalam bukunya Hadiah Pernikahan Terindah (2015: 507) menerangkan:

Menurut Ali bin Abi Thalib, “Rumah yang dibacakan Al-Qur’an dan zikir kepada Allah di dalamnya, penuh berkahnya dan malaikat hadir di dalamnya, setan jauh darinya. Rumah tersebut memberikan cahaya bagi penduduk langit; sebagaimana bintang bagi penduduk bumi. Rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an kepada Allah di dalamnya, menjadi sedikit berkahnya. Malaikat menjauh dan setan hadir di dalamnya.”

Pesan Ali bin Abi Thalib ini cukup menggambarkan, bahwa bukanlah sesuatu yang berat untuk menjadikan rumah kita sering disambangi malaikat. Bacaan Al-Qur’an dan lantunan zikir sudah cukup membuat gerombolan setan kabur dan para malaikat memasuki rumah lalu menebar banyak keberkahan.

Akhirnya, yang tak kalah penting diketahui, apa sih tujuan menjadikan rumah kita sering dikunjungi para malaikat?

Ingatlah, kedatangan setiap tamu merupakan keberkahan. Tamu manusia baik saja memberi dampak positif, apalagi jika yang bertamu itu adalah barisan malaikat. Jadikanlah rumah kita makin mulia, sebagaimana Nabi Ibrahim dan Sarah yang kediaman mereka disambangi malaikat memberi kabar langsung tentang suatu anugerah besar.

Malaikat merupakan makhluk yang dicintai Allah Swt. dan mereka mengemban berbagai tugas mulia, yang memberi dampak positif dalam kehidupan manusia. Di antara malaikat itu mengantarkan keberkahan, memberikan perlindungan dan lain sebagainya, yang hendaknya membuat kita makin termotivasi.

Bayangkan, bila yang sering bertamu itu adalah para malaikat yang membawakan keberkahan, alangkah indahnya kehidupan di rumah tersebut. Sebaliknya, apabila malaikat telah menjauh, berhati-hatilah karena boleh jadi justru gerombolan setan yang tengah bersarang.

Banyak-banyaklah bertasbih! Tingkatkanlah zikir! Dan meriahkanlah dengan bacaan Al-Qur’an! Dan apabila keberkahan itu sudah terasa menaungi, maka itulah rumah yang sering disinggahi malaikat, sebuah rumah mulia yang tampak bercahaya oleh penghuni langit.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur