Ilustrasi keluarga bahagia/Net
Ilustrasi keluarga bahagia/Net
KOMENTAR

KESEHATAN mental sangat berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berpikir, merasakan, bertindak, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan orang lain.

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Mental yang sehat akan membuat pikiran menjadi positif, sehingga tubuh akan berfungsi dengan baik secara emosional, psikologis, sosial, dan akan memengaruhi cara berpikir, merasakan, serta berperilaku.

Pada 29 September 2022 kemarin, Farah.id telah menggelar Parenting Talkshow bertema “Darurat Kesehatan Mental Bagi Remaja. Mengapa Kian Rentan?” Dari talkshow tersebut dapat disimpulkan, betapa pentingnya dukungan penuh dari keluarga untuk membantu anak remajanya bangkit kembali setelah mengalami gangguan kesehatan mental.

“Ada tiga hal yang dibutuhkan anak dari orangtuanya, yaitu rasa aman, rasa nyaman, serta bagaimana orangtua bisa dipercaya dan memercayai anak. Dengan begitu, orangtua akan menjadi orang pertama yang dicari anak saat ia ingin bercerita tentang berbagai hal,” kata psikolog Irma Gustiana, pembicara talkshow.

Dan tepat hari ini (Senin, 10/10), dunia memeringati Hari Kesehatan Mental. Tema yang diambil kali ini adalah “Make Mental Health & Well Being for All a Global Priority” (Jadikan Kesehatan Mental & Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global).

Di sini, dunia ingin menegaskan bahwa kesejahteraan orang-orang dengan gangguan mental yang kurang beruntung, tidak hanya ditanggung atau menjadi perhatian pemerintah saja, tapi juga masyarakat umum.

Artinya, siapa pun dituntut harus peduli dengan kesehatan mental, apalagi dengan kondisi pandemic seperti sekarang.

Dikutip dari WFMH Global, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki laporan bahwa lebih dari 75 persen penduduknya yang mengidap depresi tidak menerima perawatan yang memadai.

Kian miris di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan pengobatan sama sekali.

Berani Lawan Stigma

Di Indonesia, peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia ditekankan pada keberanian melawan stigma. Maksudnya, masyarakat terutama keluarga, diminta mulai peduli dengan kesehatan mental orang-orang terdekatnya.

Post partum depression bukan karena ibu manja, depresi bukan sebab kurang bersyukur, anxiety bukan ingin dikasihani, bipolar disorder bukan kesurupan dan konsultasi psikolog tidak akan membuat malu siapa-siapa.

Ayo, lebih peduli lagi dengan kesehatan mental. Mulailah dari diri sendiri!




Dewan Pers: Kepala Sekolah Jangan Takut Hadapi Oknum yang Salahgunakan Profesi Wartawan

Sebelumnya

Pemerintah Tunda Pemberlakuan Kewajiban Sertifikasi Halal Produk UMK Hingga Oktober 2026

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News