Anak mandiri tetap ingin merasakan hangatnya pelukan orangtua/Net
Anak mandiri tetap ingin merasakan hangatnya pelukan orangtua/Net
KOMENTAR

ORANGTUA ingin sekali anaknya tumbuh menjadi remaja yang mandiri, yang bisa tangguh saat menghadapi rintangan. Anak yang mandiri diyakini mampu menapaki masa depan dengan penuh keyakinan.

Tapi seringkali orangtua salah kaprah, mengartikan mandiri dengan, misalnya, membiarkan anak bangun sendiri saat terjatuh, atau tidak memeluknya ketika meringis kesakitan. Semua demi ‘kemandirian’, yang ternyata justru mengabaikannya.

Ada beberapa hal yang masih membuat orangtua salah mengartikan kemandirian. Berikut ini beberapa salah kaprah tentang anak mandiri, seperti dirangkum dari berbagai sumber:

  • Anak Mandiri Tidak Boleh Melakukan Kesalahan

Orangtua seringkali menganggap anak mandiri itu sebagai anak yang sempurna, yang tidak boleh melakukan kesalahan. Bagi orangtua, pilihan hidup anak mandiri hanya dua, berhasil atau gagal.

Padahal, Ayah atau Bunda bisa memberikannya pilihan lain, yaitu belajar lebih baik lagi agar berhasil.

  • Anak Mandiri Tidak Boleh Merepotkan Orangtua

Ada lagi pendapat, bahwa anak mandiri sudah tidak lagi merepotkan orangtua. Lagi-lagi orangtua bersembuyi di balik kata ‘kemandirian’, dengan maksud sudah tidak ingin lagi direpotkan oleh anak.

Padahal, sejatinya orangtua diwajibkan untuk membimbing anak hingga mereka ke liang lahat.

  • Anak Mandiri Tidak Boleh Ditolong

Alih-alih agar anak mampu mengatasi permasalahannya sendiri, orangtua justru tidak membantunya untuk bangun dari jatuh atau memeluknya saat merasakan sakit. Ayah Bunda, itu sama saja mengabaikan perasaannya.

Melatih kemandirian anak dalam kasus ini, bukan pada konteksnya. Orangtua bisa mengasah problem solving anak pada banyak momen, tanpa mengabaikan perasaannya.

  • Anak Mandiri Tidak Butuh Dimanja

Anak, tetaplah seorang anak. Meskipun ia sudah mandiri, misalnya sudah bisa ke sekolah dengan naik sepeda, bukan berarti orangtua tidak meluangkan waktu untuk sesekali menjemputnya di sekolah.

Atau saat anak sudah bisa membaca buku cerita sendiri, bukan berarti ia tidak mau lagi didongengkan sebelum tidur.

Ingat ya, anak tetaplah seorang anak yang membutuhkan kasih sayang, pelukan hangat, dimanja, dan sebagainya. Meskipun ia sudah menjadi sosok yang mandiri, bukan berarti mereka harus kehilangan itu semua dari sosok Ayah dan Bundanya.




Kembali Beraktivitas Pascalibur Lebaran, Simak Tips Bekerja Efektif dan Lebih Fresh ala POCO

Sebelumnya

Viral Kabar Anak Kecil Dipaksa Orang Tuanya Nonton Film Siksa Kubur di Bioskop, Ini Masukan dari Praktisi Pendidikan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family