Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PENINGKATAN jumlah pasien anak terkonfirmasi varian Omicron terjadi di sejumlah kota di Amerika Serikat seperti New York, Washington DC, Connecticut, hingga New Jersey. Dilansir CNN (28/12/2021), rata-rata angka rawat inap secara nasional naik 35% dalam seminggu terakhir.

Varian Omicron yang bersifat sangat menular ini sukses 'berkolaborasi' dengan musim liburan hingga mampu menginfeksi lebih banyak anak di seluruh Amerika dibandingkan sebelumnya. Hasilnya, rumah sakit anak mulai dipenuhi pasien dan para tenaga kesehatan harus bersiap untuk kemungkinan lebih buruk.

"Saya pikir kita akan melihat lebih banyak angka daripada sebelumnya. Kasus terus meningkat di antara banyak pertemuan Natal. Sekarang kita menghadapi tahun baru, dengan lebih banyak orang berkumpul, lebih banyak eksposur, hingga angka ini akan terus meningkat," ujar Dr. Stanley Spinner, wakil presiden sekaligus kepala petugas medis di Texas Children's Pediatrics & Urgent Care, Houston.

Lebih Banyak Anak di Rumah Sakit

Para dokter anak di seluruh Amerika bersiap untuk Januari yang sibuk. "Ini akan menjadi beberapa minggu yang mendebarkan. Kita baru saja membuat anak-anak berbaur dengan orang lain selama Natal. Kita punya satu liburan lagi menyambut tahun baru, lalu mengirim mereka kembali ke sekolah.

Kita seperti sedang bertanya-tanya, bagaimanakah akhirnya nanti?" ungkap direktur pengendalian infeksi pediatrik UH Rainbow Babies and Children's Hospital, Cleveland, Dr. Claudia Hoyen.

Sementara varian Delta menginfeksi lebih banyak anak daripada varian sebelumnya, Omicron ternyata lebih buruk. Lebih banyak anak terinfeksi dibandingkan orang dewasa dan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit juga meningkat.

"Menjadi perhatian kami terutama anak-anak di bawah 5 tahun yang tidak dapat divaksinasi, mereka yang belum mendapat vaksin dosis penuh, juga mereka yang belum divaksinasi sama sekali," tambah Dr. Spinner.

Ia juga tidak melihat bahwa Omicron lebih ringan bagi anak-anak. Selama ini, pemerintah, tenaga medis, dan orangtua telah berupaya keras menjauhkan anak-anak dari COVID-19. Jika anak-anak kini dirawat di rumah sakit, menurut Dr. Spinner itu artinya mereka sudah cukup sakit.

Anak-anak itu akan membutuhkan bantuan oksigen juga cairan infus, mengingat sebagian besar anak-anak yang berpotensi terpapar COVID adalah mereka yang mempunyai masalah pernapasan.

Virus Menemukan 'Ceruk' Baru

Dr. Juan Salazar, kepala dokter di Connecticut Children's Medical Center, Hartford mengatakan bahwa anak-anak menjadi 'sasaran empuk' Omicron dan kondisi itu mempengaruhi anak-anak dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya.

"Penyebaran saat ini lebih luas karena kami sudah membebaskan pertemuan sosial. Banyak masker sudah dilepas karena sudah lelah. Banyak keluarga tidak mau menjalankan kebijakan isolasi ketat sejak satu tahun terakhir. Itu memungkinkan varian baru ini menyebar lebih luas. Dan anak-anak menjadi populasi paling berisiko," ujar Dr. Salazar.

Apakah Omicron 'melunak' terhadap anak-anak?

Dr. Jennifer Owensby dari divisi perawatan kritis pediatrik di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School mengatakan bahwa infeksi lebih ringan memang dialami beberapa anak tapi tidak semua anak menderita sakit ringan. Sebagian besar anak di New Jersey datang ke rumah sakit tidak dengan gejala COVID. Namun ketika dites, mereka positif.

Demikian pula yang terjadi di Washington DC. Angka kasus per hari terus meningkat, dari 80 kasus menjadi 200 kasus COVID-19 anak, membuktikan bahwa virus ini benar-benar menular cepat.

"Pada puncak gelombang COVID sebelumnya, kita memiliki 18 pasien anak. Saat ini, sudah ada 30 anak yang dirawat," ujar Dr. Roberta DeBiasi, kepala divisi penyakit menular di Children's National Hospital.

Sementara di kota New York, komisaris kesehatan negara bagian Dr. Mary Bassett mengatakan jumlah anak yang masuk rumah sakit dengan COVID-19 meningkat hampir lima kali lipat sejak 11 Desember.

Dari 22 anak menjadi 109 anak. Sedangkan seluruh negara bagian, terjadi peningkatan dari dari 70 pasien anak kini menjadi 184 pasien anak.

Kekhawatiran terhadap MIS-C

Kekhawatiran terbesar terhadap COVID pada anak adalah MIS-C, yang bahkan ditandai peradangan jantung maupun organ lain pada anak yang tidak menderita sakit parah. Yang menakutkan adalah anak-anak yang tadinya sangat sehat tiba-tiba bisa mengalami syok hingga gagal jantung.

Sejauh ini, CDC melaporkan 5973 kasus MIS-C dengan 52 anak di antaranya meninggal dunia. Karena itu orangtua harus memperhatikan berbagai gejala, mulai dari gejala ringan seperti pilek, batuk ringan, atau demam. Juga gejala kelelahan dan ketidakmampuan untuk bermain.

Meski gejala bisa ringan, MIS-C tetaplah sebuah kondisi serius. Anak-anak bisa terlihat baik-baik saja, lalu tiba-tiba mereka sakit kritis. Meski kini belum tampak lonjakan MIS-C, para ahli medis memperkirakan butuh 4 – 6 minggu setelah lonjakan varian baru untuk membuktikannya.

Para ahli sepakat agar orangtua harus kembali mengetatkan protokol kesehatan pada anak-anak. "Ajak mereka mengenakan masker, katakan mereka bisa menjadi superhero dengan masker. Orang dewasa dan remaja harus segera divaksinasi untuk melindungi anak-anak kecil yang belum bisa mendapat vaksin," tegas Dr. Owensby.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News