Ilustrasi vaksin/ Net
Ilustrasi vaksin/ Net
KOMENTAR

CEO Moderna Stephane Bancel baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaannya berharap untuk memiliki satu vaksin Covid-19 yang akan memperkuat dua dosis sebelumnya.

Senada dengan Bancel, CEO Pfizer Albert Bourla pada 15 April mengatakan bahwa masyarakat kemungkinan besar membutuhkan dosis ketiga dari vaksin Covid-19 dalam jangka 12 bulan setelah mendapat vaksinasi penuh (dua dosis). Bahkan menurut Bourla, ada kemungkinan setiap orang perlu divaksinasi corona setiap tahun.

Dilaporkan CNBC, salah satu pendiri sekaligus CMO BioNTech dr. Ozlem Tureci juga menyetujui bahwa suntikan ketiga diperlukan karena kekebalan yang bisa berkurang.

Dr. Tureci merupakan ilmuwan yang mengembangkan vaksin Covid Pfizer-BioNTech. Dia mengatakan orang-orang kemungkinan perlu mendapatkan vaksin virus corona setiap tahun seperti saat menghadapi flu musiman.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa kekebalan yang diinduksi oleh vaksin dapat menurun seiring waktu.

"Kami melihat indikasi hal itu pada induksi (vaksin), dan juga respons imun alami terhadap SARS-COV-2. Kami melihat memudarnya respons imun terjadi pada orang yang baru terinfeksi. Dan mungkin bisa juga terjadi pada vaksin," ujar dr. Tureci saat diwawancara CNBC dalam program The Exchange.

Pada awal April, Pfizer menyatakan bahwa vaksin Covid-19 lebih dari 91% efektif melawan virus dan lebih dari 95% melawan penyakit yang parah hingga 6 bulan setelah pemberian dosis kedua. Kondisi tersebut sama dengan vaksin Moderna yang menggunakan teknologi yang mirip dengan Pfizer, juga terbukti sangat efektif selama enam bulan.

Namun demikian, para peneliti masih belum mengetahui berapa lama perlindungan terhadap virus bertahan setelah enam bulan dari vaksinasi penuh. Pejabat kesehatan masyarakat dan pakar kesehatan memperkirakan perlindungan tersebut akan berkurang setelah beberapa waktu.

Pemerintah Amerika Serikat tentu akan memerlukan pengaturan baru dengan para produsen vaksin untuk memasok dosis tambahan dan distribusi vaksin jika memang warga mereka memerlukan suntikan penguat.

Pada Jumat (16/04/2021), Andy Slavitt, penasihat senior tim tanggap Covid-19 Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Gedung Putih sedang mempersiapkan kebutuhan potensial untuk vaksin penguat. Pemerintahan Biden, menurut Slavitt, telah memikirkan tentang perlunya mengamankan dosis tambahan.

"Jika kami membuat perencanaan, jika presiden memerintahkan pembelian vaksin tambahan seperti yang telah dia lakukan, dan jika kami fokus pada semua peluang perluasan produksi, itu karena kami telah memikirkan skenario tersebut," ujar Slavitt dalam konferensi pers Gedung Putih.

Pekan lalu, Chief Science Officer tim tanggap Covid-19 pemerintah Joe Biden, David A. Kessler, menyatakan bahwa warga Amerika seharusnya menginginkan suntikan penguat untuk melindungi mereka dari berbagai varian virus corona.

Kessler juga mengatakan kepada parlemen AS bahwa vaksin saat ini memang sangat protektif. Namun munculnya varian baru dapat 'menantang' keefektifan vaksin.

"Kami sedang mempelajari ketahanan respons antibodi. Terlihat kuat tapi bisa memudar, dan tidak diragukan lagi adanya tantangan dari varian baru. Varian itu membuat vaksin bekerja lebih keras. Jadi untuk tujuan perencanaan, saya berpendapat kita sebaiknya mengantisipasi untuk mempunyai vaksin penguat," tegas Kessler.

 




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health