Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

NAMA dan nasabnya adalah Zainab binti Khuzaimah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha'sha'ah al-Hilaliyah. Lahir dari rahim ibu bernama Hind binti Air bin Zuhair bin al-Harits. Zainab juga memiliki saudara seibu, yaitu Ummul Mukminin Maimunah binti al-Harits ra.

Sejak remaja, Ibunda Zainab memiliki peran besar dalam Perang Badar. Ia bersama muslimah lainnya tergabung dalam tim medis yang merawat para sahabat yang terluka di medan perang. Mereka juga menyediakan makanan dan minuman untuk para mujahid.

Awalnya, Ibunda menikah dengan ath-Thufail bin al-Harits bin al-Muthalib bin Abdu Manaf. Sayang pernikahannya tak berlangsung lama, ath-Thufail menceraikannya.

Ibunda Zainab kemudian menikah dengan Ubaidah bin al-Harits, namun sayang Ubaidah gugur di Perang Badar. Namun dalam kisahnya yang lain, suami kedua dari Ibunda adalah Abdullah bin Jahsy, yang gugur di Perang Uhud.

Pada 3 hijriah, Perang Uhud Usai, Zainab sendiri menjalani kehidupan setelah ditinggal wafat Abdullah. Nabi yang mengetahui musibah ini merasa iba. Akhirnya, pada bulan Ramadhan, 3 hijriah, Rasulullah memberinya mahar sebanyak 12,5 uqiyah (1 uqiyah setara dengan 40 dirham). Dipinanglah Zainab menjadi istri kelima Rasulullah.

Kala itu, pernikahan Zainab dengan Rasulullah membuat heboh warga. Orang-orang mengomentari, "Tak ada seorang pun wanita yang memiliki menantu sehebat Hind binti Auf, ibunya Zainab, Maimunah, dan saudara-saudaranya".

Sayang, usia pernikahannya dengan Baginda Nabi juga tidak berlangsung lama, hanya 8 bulan. Sebabnya, beliau wafat di Madinah saat usianya menginjak 30 tahun.

Walau begitu, ia telah memiliki kedudukan yang tinggi. Kedudukan sebagai istri nabi di dunia dan surga. Kedudukan sebagai ibu dari orang-orang yang beriman (Ummul mukminin).

Bergelar Ummul Masakin

Sayyidah Zainab adalah wanita dermawan yang berasal dari keluarga terpandang dan dihormati. Sebelum menikah dengan Rasulullah, beliau sudah terkenal memiliki sifat dermawan. Gelar Ummul Masakin pun melekat erat padanya.

Zainab selalu mengutamakan orang-orang miskin ketimbang memanjakan dirinya sendiri dengan harta benda yang dimiliki. Dituturkan oleh Ibnu Hisyam dalam sirahnya bahwa wanita yang hadir di kehidupan Rasulullah setelah Rasul mempersunting Hafshah binti Umar ini memiliki sifat kasih sayang dan kesantunan terhadap kaum papa.

Dalam Al-Istiab dan Al-Ishabab juga disebutkan, Zainab diberi Ummul Masakin karena selalu memberi makan dan bersedekah kepada mereka (kaum miskin). Sumber lain juga menyebut demikian. Seperti Fadhilat asy-Syaikh Muhammad al-Madani tuturkan, "Zainab adalah orang yang paling mulia di antara istri Rasulullah, paling budiman kepada anak-anak yatim dan kaum miskin".

Ia abaikan kesibukan-kesibukan lain unutk mencurahkan perhatian kepada kaum.miskin, di samping bersikap kanaah terhadap penghargaan dari Nabi dan kaum mukminin, sehingga tidak tersibukkan oleh sikap tamak maupun rasa cemburu.

Sayyidah juga memiliki budak yang berasal dari Habasyah. Namun seluruh budak yang ia miliki tidak pernah sekalipun dianggap sebagai budak. Sebaliknya, ia tetap memperlakukan mereka layaknya kerabat dekat.

Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah menyampaikan ketakjubannya terhadap Zainab. "Ia benar-benar menjadi ibunda bagi orang-orang miskin, karena selalu memberikan makan dan bersedekah kepada mereka".

Menolak Syirik dan Berhala

Zainab termasuk kelompok wanita pertama yang memeluk Islam. Sejak itu, dia menolak Syirik dan menyembah berhala, serta menjauhkan diri dari perbuatan jahiliyah.

Bukan kecantikan wajah memang , tapi kecantikan hatinya yang membuat ia dinikahi Rasulullah. Nabi luluh karena kebaikan hati dan lemah lembut Zainab terhadap fakir miskin.

Dari berbagai sumber

 




Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Sebelumnya

Ya Allah, Aku Belum Pernah Kecewa dalam Berdoa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur