MENTERI Agama RI Nasaruddin Umar menerima kunjungan delegasi Zayed Award for Human Fraternity di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Senin (11/8). Delegasi ini beranggotakan 10 peserta Human Fraternity Fellowship dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, India, Amerika Serikat, Burkina Faso, Zambia, Pakistan, dan Bangladesh.
Perwakilan delegasi, Emily, menyampaikan antusiasmenya bertemu Menag yang dikenal sebagai pejuang dialog lintas agama. Delegasi juga mengundang Indonesia untuk mengajukan nominasi penerima Zayed Award for Human Fraternity 2026—penghargaan global bagi individu yang berkontribusi luar biasa dalam memajukan kerukunan dan kebersamaan di tengah perbedaan.
Dalam pertemuan tersebut, Menag Nasaruddin Umar memaparkan berbagai program rutin lintas agama yang telah dijalankan di Istiqlal, seperti makan bersama yang melibatkan tokoh Hindu, Buddha, Konghucu, Katolik, dan Protestan, serta forum dialog lintas agama. Istiqlal juga sering menjadi tuan rumah pertemuan duta besar dari lebih 50 negara, Muslim dan non-Muslim, untuk membahas diplomasi agama.
Ia menegaskan, keberadaan Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta, dihubungkan oleh Terowongan Persahabatan, adalah simbol kuat toleransi di Indonesia. “Masjid ini menjadi simbol hidup kerukunan umat beragama,” ujar Menag, seperti dilansir laman resmi Kementerian Agama RI.
Menag juga mengenang kunjungan Paus Fransiskus pada 2024, di mana ia sempat berinteraksi dalam bahasa Arab. “Beliau memahaminya, karena sebelum menjadi Paus, pernah mengunjungi negara-negara Muslim seperti Suriah dan Sudan,” kenangnya.
Pertemuan ini menjadi pengingat bahwa toleransi bukan sekadar konsep, melainkan aksi nyata. Melalui kolaborasi lintas iman dan jejaring global seperti Human Fraternity Fellowship, generasi muda diharapkan dapat mewarisi semangat persaudaraan universal demi masa depan yang damai dan bersatu.
KOMENTAR ANDA