Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Korea Selatan menemukan bahwa virus corona mampu bertahan selama beberapa minggu di saluran pernapasan anak-anak/Net
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Korea Selatan menemukan bahwa virus corona mampu bertahan selama beberapa minggu di saluran pernapasan anak-anak/Net
KOMENTAR

ANAK-ANAK merupakan salah satu kelompok usia yang rentan terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Penelitian terbaru menemukan bahwa anak-anak dapat membawa virus corona di saluran pernapasan mereka, seperti hidung dan tenggorokan selama berminggu-minggu, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.

Penelitian itu dilakukan oleh para peneliti dari Korea Selatan dan dimuat dalam jurnal JAMA Pediatrics pada hari Jumat (Jumat, 28/8).

"Dalam studi seri kasus ini, infeksi yang tidak terlihat pada anak-anak mungkin telah dikaitkan dengan penularan Covid-19 secara diam-diam di masyarakat," tulis para peneliti dalam laporan mereka, seperti dikabarkan CNN.

Temuan itu agaknya bisa membantu menjelaskan soal bagaimana virus corona dapat menyebar secara diam-diam.

"Menariknya, penelitian ini sejalan dengan data orang dewasa di mana hingga 40 persen orang dewasa mungkin tetap asimtomatik (tanpa gejala) saat menghadapi infeksi," tulis Dr. Roberta DeBiasi dan Dr. Meghan Delaney dari Children's National Hospital di Washington, DC, dalam sebuah editorial yang menyertai. Keduanya tidak terlibat dalam penelitian ini.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti memperkirakan bahwa 85 anak yang terinfeksi, atau 93 persen dari responsen, akan terlewatkan jika diuji hanya dengan menggunakan strategi pengujian yang difokuskan pada gejala.

Penelitian yang sama menyertakan data pada 91 anak tanpa gejala dan dengan gejala yang didiagnosis dengan Covid-19 antara 18 Februari hingga 31 Maret 2020 di 22 pusat di seluruh Korea Selatan.

Di antara pasien tersebut, 20 di antaranya, atau 22 persen, tidak menunjukkan gejala yang jelas dan tetap asimtomatik selama penelitian.

Sementara itu, 18 anak lainnya, atau sekitar 20 persen tidak menunjukkan gejala, yang berarti mereka tidak terlihat atau tidak merasa sakit pada saat itu tetapi akhirnya mendapatkan gejala kemudian.

Secara total, lebih dari separuh anak, atau sekitar 78 persen anak yang terlibat dalam penelitian itu memang menunjukkan gejala, termasuk demam, batuk, diare, sakit perut dan kehilangan penciuman atau rasa, di antara gejala lainnya. Durasi gejala tampak bervariasi, mulai dari satu hingga 36 hari.

"Ini menunjukkan bahwa anak-anak yang terkena dampak ringan dan sedang tetap bergejala untuk jangka waktu yang lama," tulis DeBiasi dan Delaney dalam tajuk rencana.

Data menunjukkan bahwa hanya 8,5 persen dari pasien dengan gejala yang didiagnosis dengan Covid-19 pada saat gejala mereka mulai. Sebagian besar, yakni 66,2 persen pasien dengan gejala memiliki gejala yang tidak dikenali sebelum didiagnosis, dan 25,4 persen lainnya mengembangkan gejala setelah didiagnosis.

"Ini menyoroti konsep bahwa anak-anak yang terinfeksi mungkin lebih mungkin tidak diketahui baik dengan atau tanpa gejala dan melanjutkan aktivitas mereka yang biasa, yang dapat berkontribusi pada sirkulasi virus dalam komunitas mereka," tulis DeBiasi dan Delaney.

Studi tersebut menemukan materi genetik dari virus terdeteksi pada anak-anak selama rata-rata 17,6 hari secara keseluruhan. Bahkan pada anak-anak yang tidak memiliki gejala, virus tersebut rata-rata terdeteksi selama 14 hari.

Penelitian itu memperkirakan bahwa kemungkinan juga virus tetap tinggal di saluran pernapasan anak-anak lebih lama, karena tanggal infeksi awal tidak teridentifikasi.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health