Ratusan pakar kesehatan menuntut agar pemerintah memperluas kebijakan cuti dibayar sebelum sekolah dibuka kembali/Net
Ratusan pakar kesehatan menuntut agar pemerintah memperluas kebijakan cuti dibayar sebelum sekolah dibuka kembali/Net
KOMENTAR

LEBIH dari 500 pakar kesehatan di Amerika Serikat menuntut agar pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan cuti dibayar bagi para pekerja di berbagai sektor jelang pembukaan kembali sekolah-sekolah pada musim gugur mendatang.

Tuntutan itu dimuat dalam sebuah surat bersama yang ditandatangani ratusan pakar kesehatan dan dikirim ke Gedung Putih serta Sekretaris Pendidikan Betsy DeVos dan Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar.

Surat itu diorganisir melalui kampanye "Cuti Dibayar untuk Semua". Dalam surat tersebut, mereka mendesak Trump serta para pejabat pemerintahan lainnya dan juga Kongres untuk memperluas kebijakan cuti berbayar darurat. Kebijakan itu telah diberlakukan sejak awal masa pandemi virus corona, Maret lalu.

Namun ratusan pakar kesehatan menilai, kebijakan itu perlu diperpanjang dan perlu diperluas.

"Sebagai profesional kesehatan masyarakat dan organisasi yang didedikasikan untuk melindungi kesehatan masyarakat, kami tahu bahwa akses ke cuti berbayar yang komprehensif sangat penting untuk dapat kembali dengan aman ke instruksi langsung," begitu bunyi surat tersebut, seperti dikabarkan Huffington Post awal pekan ini.

"Kami menulis surat untuk mendesak pemerintah dan Kongres untuk memastikan akses universal ke cuti sakit berbayar darurat dan cuti keluarga dan medis yang dibayar hingga 2021," sambung surat yang sama.

Untuk diketahui, kebijakan cuti berbayar atau disebut dengan Families First Coronavirus Response Act yang disahkan oleh Kongres pada bulan Maret lalu, menyediakan dana untuk dua minggu cuti sakit yang dibayar, ditambah 10 minggu cuti penitipan anak darurat berbayar jika sekolah atau fasilitas penitipan anak ditutup.

Tetapi program cuti berbayar ini akan berakhir pada akhir tahun ini.

Sayangnya, kebijakan cuti dibayar itu mengecualikan para pekerja di perusahaan dengan lebih dari 500 karyawan. Hal itu menyebabkan jutaan pekerja di garis depan, seperti pekerja swalayan tidak memiliki hak untuk cuti dibayar.

Para ahli kesehatan khawatir bahwa tanpa program cuti berbayar yang komprehensif, jutaan orang akan menghadapi tekanan keuangan untuk terus bekerja meskipun mereka mulai mengalami gejala Covid-19.

Sementara itu, saat sekolah akan kembali dibuka, banyak orangtua yang mungkin memiliki beban tidak dapat menemukan penitipan anak.

Karena itulah, para pakar kesehatan yang menandatangi surat tersebut menilai bahwa cuti yang dibayar adalah jaring pengaman yang diperlukan jika sekolah akan dibuka kembali.

"Sebagai seorang profesional kesehatan masyarakat dan orang tua, saya tahu bahwa cuti yang diperluas sangat penting untuk membuka kembali sekolah secara aman dan adil," kata co-direktur kelompok kesehatan masyarakat Human Impact Partners dan penandatangan surat itu, Solange Gould.

"Cuti berbayar dapat memastikan keamanan finansial bagi keluarga dan memungkinkan orang tua, guru, dan staf sekolah untuk merawat diri mereka sendiri dan keluarga mereka sambil menghentikan penyebaran Covid-19," jelasnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News