Ketua Satgas Covid-19 MUI, KH. Zaitun Rasmin menyebut bahwa meski beribadah di rumah, masjid tetap menjadi tauladan kebaikan bagi umat manusia di tengah pandemi Covid-19/Net
Ketua Satgas Covid-19 MUI, KH. Zaitun Rasmin menyebut bahwa meski beribadah di rumah, masjid tetap menjadi tauladan kebaikan bagi umat manusia di tengah pandemi Covid-19/Net
KOMENTAR

PANDEMI virus corona atau Covid-19 menyebabkan banyak aktivitas serta kegiatan sehari-hari dilaksanakan di rumah, termasuk ibadah.

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah mengimbau agar semua tempat ibadah, termasuk masjid ditutup demi memutus mata rantai peularan virus corona.

Namun, ada sejumlah kalangan yang memprotes penutupan masjid karena dianggap menghalangi ibadah. Padahal, penutupan masjid di tengah pandemi merupakan bagian dari anjuran Islam.

Ketua Satgas Covid-19 MUI, KH. Zaitun Rasmin menyebut, apapun kebijakan yang di keluarkan pemerintah saat ini, selama pandemi Covid-19 belum jelas tuntasnya, maka masjid tidak boleh goyah.

Dalam pernyataan yang dirilis di situs resmi MUI, mui.or.id (Jumat, 22/5), dia menekankan bahwa masjid harus tetap ditutup, kecuali khusus kalangan internal masjid seperti pengurusnya untuk adzan.

Dia menambahkan bahwa di masa pandemi ini, masjid harus menjadi tauladan yang baik.

"Kalaupun terpaksa pemerintah relaksasi, kemudian pedagang sudah menjerit, maka masjid tidak perlu terpengaruh. Kita ini kalau memandang sesuatu kebaikan, kalau orang lain meruntuhkannya, kita bertahan. Tidak bisa menyelematkan semuanya jangan mengobarkan semuanya,” tegas Kiai Zaitun.

"Angkutan transportasi beberapa sudah terpaksa dibuka, sudahlah kita jangan cemburu. Apa daruratnya sekarang umat kembali ke masjid? Sementara jalan keluar dari Fiqih kita jelas, masalah hujan saja tidak usah ke masjid, ada hewan liar saja tidak perlu ke masjid, maka ketika ada wabah yang seperti ini, kita sudah cukup, tidak usah dulu ke masjid," imbuhnya.

Pada masa-masa kegamangan menyikapi Covid-19 seperti ini, lanjut dia, ulama harus bertindak sebagai benteng umat dengan menjaga kehidupannya. Ulama harus terus bersuara lantang menjaga kemaslahatan umat dengan tetap tidak ibadah di masjid saat beberapa pihak bimbang antara menjaga ekonomi atau kesehatan.

"Kita harus menjadi benteng umat yang kokoh, bahwa kalau orang melakukan hal yang keliru, kita tidak usah melakukan hal-hal yang keliru. Kekuatan kita dalam memegang kekuatan umat itu, akan menjadi benteng bagi umat ini," tandasnya.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur