Relawan Mer-C/Net
Relawan Mer-C/Net
KOMENTAR

MESKIPUN disibukkan dengan pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza, para relawan Mer-C, organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak di bidang medis tetap menjalankan ibada puasa dengan khusu.

Tadarus dan tarawih bersama menjadi pemandangan yang biasa di wisma Indonesia di wilayah Otorita Gaza, Palestina Tercatat ada sebanyak 31 relawan yang ikut dalam pembangunan rumah sakit Indonesia tahap kedua di Gaza ini.

Sama seperti komunitas muslim lainn di berbagai negara, 31 relawan ini juga tidak bisa ke masjid karena adanya perintah tinggal dirumah selama pandemik. Hal itu dikatakan oleh Edy Wahyudi Relawan MER-C yang juga kepala proyek pembangunan RS Indonesia- Gaza, Palestina.

“Kegiatan ibadahnya ya kita di wisma. tapi tetap kita kegiatannya luar biasalah padatnya, gitu ya. 1 hari itu 3 juz alquran. diharapkan satu (bulan) Ramadhan ini bisa 3 kali khatam lah,” kata Edy Wahyudi seperti dikutp dari VOA, Kamis (21/5).

Edy juga menjelaskan, guna mencegah penyebaran virus, setiap relawan yang selesai yang bertugas atau kembali dari bepergian harus melalui proses sterilisasi sebelum memasuki wisma.

“Ketika mau masuk wisma kita semprot dulu dengan disinfekta  yang sifatnya low.”

Di wilayah Gaza yang penduduknya sekitar 2 juta ini, sejak kasus pertama ditemukan pertengahan Maret lalu, hanya ada 20 kasus positif covid-19, dan semuanya sembuh.

Menurut otorita Gaza, saat ini tidak ada laporan warga yang terjangkit virus corona. Sehingga pada pertengahan Ramadhan mereka mulai meringankan aturan dan membuka kembali masjid menjelang Idul Fitri. Mulai Jumat ini warga Gaza sudah bisa ke masjid untuk sholat jumat, tarawih maupun salat saat Idul Fitri.

Menurut Edi Wahyudi yang telah memimpin pembangunan rumah sakit Indonesia sejak tahun 2011 ini, pandemik tidak mengganggu ketersediaan bahan pangan di Gaza.

“Ya memang negeri yang dibarokahi. Di sini saya tercengang walaupun Israel itu memblokade laut ya, hanya satu setengah mil, tiga mil dan sebagainya. Ikan-ikan besar itu justru ada. Jadi secara logika nggak mungkin didapatkan di daerah kapasitas 3 mil,” Katanya.

Bahan pangan yang tetap berlimpah inilah yang membuat juru masak  tim relawan tidak kesulitan membuat menu sahur maupun berbuka puasa.

Selama Ramadhan para relawan juga menyediakan makanan berbuka bagi para pasien dan mereka yang bertugas di rumah sakit, serta membagikan sembako bagi yang membutuhkan. Bantuan tersebut diserahkan secara bertahap hingga menjelang minggu terakhir Ramadhan.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News