Anies Baswedan/Net
Anies Baswedan/Net
KOMENTAR

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan update terbaru soal wabah virus corona di ibukota pada Senin (30/3). Selain memperbarui data teranyar soal kasus infeksi serta kematian akibat virus corona atau Covid-19 di DKI Jakarta, Anies juga menyampaikan hal lainnya.

Dia merujuk pada data resmi yang disampaikan oleh Dinas Pertanaman dan Hutan Kota soal tingginya jumlah pemakaman yang dilakukan dengan prosedur tetap (protap) pasien meninggal Covid-19 sejak beberapa waktu belakangan.

"Selain data jumlah kasus (kematian atas virus corona) yang disampaikan resmi oleh Kementerian Kesehatan, Pemprov DKI Jakarta juga memantau data dari Dinas Pertanaman dan hutan kota. Ini adalah dinas yang mengurusi pemakaman," kata Anies dalam konferensi persnya, seperti dimuat di akun YouTube resmi pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Senin, 30/3).

"Di bulan Maret ini, terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19, di antara (protap tersebut) adalah, jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, harus dimakamkan kurang dari empat jam. Lalu petugasnya menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sejak tanggal enam Maret, mulai ada kejadian pertama sampai kemarin tanggal 29 ada 283 kasus," sambungnya.

Nada suara Anies pun seketika berubah menjadi lebih berat dan bergetar ketika menyampaikan data tersebut.

Anies menyebut, 283 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 ini bukanlah mereka yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

"Ini adalah mungkin mereka-mereka yang belum sempat dites, karena itu tidak bisa disebut sebagai positif (Covid-19). Atau sudah dites tapi belum ada hasilnya, kemudian wafat," jelas Anies, lirih.

Dia menekankan bahwa hal ini menggambarkan situasi di Jakarta yang sangat mengkhawatirkan di tengah wabah virus corona.

"Karena itu saya benar-benar meminta kepada semua masyaorakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik. 283 itu bukan angka statistik. Itu adalah warga kita yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan," ujar Anies.

"Mereka punya anak, mereka punya istri, punya saudara dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius melakukan pembatasan," sambungnya.

"Tinggalah di rumah. Disiplin untuk menjaga jarak. Lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi tetangga, lindungi semua.  Jangan sampai Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurus ini punya angka lebih tinggi lagi," demikian Anies.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News