Warga Taiwan mengenakan masker/Net
Warga Taiwan mengenakan masker/Net
KOMENTAR

SEJAK diumumkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesahatan Dunia (WHO) awal tahun ini, virus corona atau Covid-19 sudah diketahui memiliki tingkat penyebaran global yang sangat mengkhawatirkan.

Dari ratusan negara di dunia yang menghadapi wabah virus corona, Taiwan bisa dijadikan salah satu "kiblat" nyata soal bagaimana menangani wabah dengan baik.

Meski berdekatan dengan China, Taiwan berhasil memberikan contoh bagaimana cara efektif mengurangi penyebaran virus corona.

Taiwan, pulau kecil berpenduduk 23 juta orang di lepas pantai China itu pada awal wabah virus corona muncul, sempat diperkirakan memiliki risiko impor yang sangat tinggi di dunia. Pasalnya, ada lebih dari 850 ribu warganya yang tinggal dan bekerja di China daratan. Terlebih, pada saat itu ada momem Tahun Baru China, di mana banyak warga Taiwan pulang kampung dari China ke tanah airnya.

Hingga akhir Maret ini, data dari Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan menunjukkan bahwa wilayah itu memiliki hampir 300 kasus yang dikonfirmasi dan dua kematian. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan lebih dari 81 ribu kasus infeksi dan 3.300 kematian di China daratan.

Jumlah ini bisa dikatakan sangat rendah, mengingat kedekatannya dengan China dan frekuensi penerbangan antara kedua negara yang tinggi.

Lantas, mengapa kasus infeksi virus corona di Taiwan relatif rendah?

Menurut sebuah analisis oleh Stanford Health Policy baru-baru ini, jumlah kasus penularan dan kematian yang rendah di Taiwan dikarenakan wilayah tersebut belajar banyak dari pengalaman pahit wabah SARS pada awal tahun 2003 lalu.

Dokter anak dan direktur Pusat Kebijakan, Hasil dan Pencegahan di Stanford University, Jason Wang tertarik untuk menganalisa hal ini. Dia mengumpulkan data sendiri pada bulan Januari lalu, ketika dia pertama kali mendengar tentang wabah virus corona.

Awalnya, Wang memulai daftar hanya untuk menentukan apakah aman untuk bepergian ke Taiwan pada bulan Februari untuk mengajar di Sekolah Baru Kepemimpinan di Layanan Kesehatan di Taipei atau tidak.

"Saya mencoba memahami tanggapan pemerintah, jika itu efektif dan pada satu titik kolega saya, Bob Brook, sedang mendengarkan cerita ini dan berkata, ini agak menarik, Anda bisa memahami apa yang mereka lakukan, mari kita buat daftar untuk membantu orang lain dan negara lain!" kata Wang, seperti dimuat ABC News.

Lalu, apa saja kunci keberhasilan Taiwan memutus mata rantai penyebaran virus corona?

1. Pencegahan Dini Yang Baik

Setelah wabah SARS 2003, Taiwan mendirikan Pusat Komando Kesehatan Nasional (NHCC) dan sejumlah cabangnya yang secara khusus berfokus pada respons wabah besar dan bertindak sebagai pos komando pusat untuk komunikasi langsung dan transparan.

Karena itulah, segera setelah kabar soal tentang virus yang tidak dikenal muncul di Wuhan, China pada 31 Desember 2019 lalu, para pejabat di Taiwan segera bergerak cepat dengan cara mulai membatasi penerbangan dari dan ke wilayah tersebut dan mulai menyaring penumpang.

Tidak lama setelah itu, Taiwan memperluas kriteria penilaiannya dan mulai mengkarantina siapa pun yang menunjukkan gejala. Hal itu dilakukan Taiwan ketika negara dan wilayah lain belum melakukannya.

2. Punya Pusat Komando Terpusat

Taiwan secara resmi mengaktifkan Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC), sebuah cabang di NHCC, pada 20 Januari 2020. Hal ini memungkinkan koordinasi dengan berbagai kementerian untuk memberlakukan kebijakan dan strategi yang sudah ada.

Wang menjelaskan, selama dua bulan terakhir, CECC, yang dipimpin oleh menteri kesehatan, dengan cepat menerapkan 124 tindakan. Mereka melakukannya dengan sangat cepat, yakni dalam rentang waktu lima minggu.

"Ada tiga atau empat tindakan setiap minggu. Bbeberapa di antaranya membutuhkan kerja sama lintas-lembaga," kata Wang.

Tindakan yang dimaksud, termasuk kontrol perbatasan dari udara dan laut, mengidentifikasi kasus, karantina kasus yang mencurigakan, mengelola alokasi sumber daya, briefing pers harian, mengidentifikasi informasi palsu dan merumuskan kebijakan ekonomi untuk membebaskan keluarga dan bisnis.

3. Punya Data Dan Integrasi Teknologi

Banyak tindakan yang diambil oleh Taiwan dalam memutus mata rantai penularan virus corona bisa dilakukan karena pemerintahnya memiliki integrasi data dan teknologi yang kuat dan besar.

Dalam satu hari, pemerintah Taiwan dapat menggabungkan data dari Administrasi Asuransi Kesehatan Nasional dan Badan Imigrasi untuk mengidentifikasi riwayat perjalanan 14 hari pasien.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News