Peta Dunia/Net
Peta Dunia/Net
KOMENTAR

Tidak sampai 10 menit kemudian Romo Benny sendiri yang kirim WA ke saya. Sambil mengirim teks doa Paus Fransiskus untuk wabah sekarang ini.

Begitu mengharukan tulisan Romo Nurak dari Italia itu.

”Mohon.... doa untuk kami. Italia sedih, Italia berkabung.... Semua kota sepi, seperti kota mati tak berpenghuni...,” tulis beliau

”Corona virus telah memporakporandakan perasaan kami, melumpuhkan semua kegiatan iman kami, perekonomian umat, perziarahan batin umat Tuhan dan semuanya serta segalanya........”

”Orang mati tidak bisa dilayani untuk terakhir kalinya, perminyakan orang sakit tak bisa diamalkan, misa dan perayaan sakramen sakramentalia suci lainnya ditiadakan ......”

”Sejak diumumkan oleh pihak yang berwenang untuk tidak melayani kegiatan publik, maka mulai saat itu, misa untuk umat ditiadakan..... Perayaan keagaman dihentikan.... Perayaan sakramen sakramentalia untuk umat pun ditiadakan. Air suci tidak disediakan lagi di pintu-pintu suci-Mu..... Entah sampai kapan akan normal kembali ..... Semua diam ... Semua bisu ......Hanya DOA dan HARAPAN, mohon PERTOLONGAN dari TUHAN.”

Apa yang diceritakan Pastor Nurak itu seirama dengan video-video yang beredar dari Italia. Salah satunya seperti yang disiarkan stasiun TV Aljazeera. Sangat mengharukan.

Luca Franzese seorang seniman ternama di Kota Napoli begitu bingungnya. Adiknya, perempuan, meninggal dunia. Mayatnyi dites. Positif Corona.

Luca pun harus dikarantina. Sekeluarga. Dianggap sudah berhubungan dengan penderita virus Corona.

”Di depan saya ini mayat adik saya. Harus saya apakan?” keluhnya seperti frustrasi.

Luca merasa pemerintah sudah tidak bisa memberikan jalan keluar: harus diapakan mayat itu. Akhirnya pemerintah menyarankan dibawa saja di rumah kematian.

”Tapi rumah kematian tidak mau menerima mayat adik saya. Katanya, tidak ada fasilitas untuk kasus seperti adik saya ini,” ujar Luca.

Di Italia yang menderita virus Corona memang sudah sekitar 10.000 orang --hampir 1000 orang meninggal dunia.

Padahal, di Tiongkok sudah sangat reda. Upacara-upacara penutupan rumah sakit darurat --karena tidak ada lagi pasien baru-- terus terjadi setiap hari.

Kabar baik yang sangat baik itu juga datang dari provinsi terparah: Hubei --pusat lahirnya virus Corona. Rabu kemarin penderita baru di provinsi ini ”tinggal” 8 orang. Jangan-jangan hari ini sudah bisa 0. Atau besok. Atau lusa.

Dari 67.000 penderita di Hubei, yang sudah sembuh 52.000 orang.

Di Provinsi Zhejiang --yang beribukota di Hangzhou, pusatnya Alibaba itu-- dari 1.215 penderita yang sudah sembuh 1.209. Berarti tinggal enam orang yang belum sembuh.

Di Provinsi Jiangxi --tempat saya belajar bahasa Mandarin dulu-- dari 935 penderita, yang sudah sembuh 934. Tinggal satu orang yang masih dirawat.

Demikian juga di Provinsi Fujian --mayoritas Tionghoa Indonesia punya leluhur di provinsi ini-- dari 296 penderita virus Corona yang sudah sembuh 295. Kurang satu orang lagi.

Itulah situasi terbaru di Tiongkok. Tapi sukses seperti itu harus lewat penderitaan luar biasa ratusan juta orang. Mereka harus di-lock down --seperti yang sekarang dilakukan di Italia.

Lebih dua bulan orang Tiongkok harus dipenjara di rumah masing-masing.

Italia pun mengikuti cara Tiongkok itu.

Hancurnya ekonomi belum penting dibicarakan. Penyelamatan nyawa manusia yang harus diutamakan. Untuk apa ekonomi baik kalau semua manusianya meninggal dunia.




Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Sebelumnya

Muara Yusuf

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway