Penanganan pasien yang terinfeksi corona di Wuhan/Net
Penanganan pasien yang terinfeksi corona di Wuhan/Net
KOMENTAR

VIRUS corona yang mewabah di negeri tirai bambu, China saat ini telah menginveksi setidaknya 4.500 orang dan menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat, mengingat penyebaran virus yang sangat cepat, bukan hanya di China, tapi juga di sejumlah negara lainnya di sejumlah negara di dunia.

Di tengah situasi yang mengkhawatirkan tersebut, banyak beredar informasi yang salah atau hoax serta konspirasi mengenai corona. Hal itu semakin memperumit situasi dan menyebarkan kecemasan.

Mengutip BBC, setidaknya ada lima kabar hoax yang beredar dan viral mengenai virus corona.

1. Video sup kelelawar

Sejak virus corona mewabah dan mencuri perhatian publik dunia, muncul spekulasi online tentang asal-usul virus tersebut. Salah satu spekulasi yang banyak diamini dan diyakini banyak pihak adalah bahwa virus tersebut berasal dari kebiasaan warga Wuhan, pusat penyebaran virus corona, yang gemar makan sup kelelawar.

Hal ini diperburuk oleh banyaknya video yang beredar yang menunjukkan warga China makan sup kelelawar. Salah satu video yang viral tersebut menunjukkan seorang wanita China tersenyum sambil memegang kelelawar utuh yang dimasak dengan sup. Wanita itu mengatakan bahwa kelelawar itu sangat lezat dan rasanya seperti daging ayam.

Video itu memicu banyak kecaman dan banyak pengguna sosial media yang menyalahkan kebiasaan makan sup kelelawar dengan virus corona.

Padahal, seperti dikabarkan BBC, setelah diusut, diketahui bahwa video itu tidak direkam di Wuhan atau wilayah lainnya di China. Sang wanita dalam video itu adalah blogger populer bernama Wang Mengyun. Dia merekam video itu pada awal tahun 2016 selama perjalanannya ke Palau, yakni sebuah kepulauan di Samudra Pasifik barat.

Namun video itu menjadi sorotan di media sosial baru-baru ini setelah kasus virus corona muncul di Wuhan akhir tahun lalu.

Mengetahui situasi tersebut, Mengyun meminta maaf dan mengatakan bahwa dia hanya mencoba memperkenalkan kehidupan orang-orang lokal melalui videonya pada saat itu.

2. Corona adalah wabah yang direncanakan

Saat Amerika Serikat mengkonfirmasi kasus pertama dari virus corona minggu lalu, beberapa dokumen mulai beredar di Twitter dan Facebook yang sekilas tampaknya menunjukkan bahwa banyak ahli telah mengetahui virus selama bertahun-tahun lalu.

Salah satu pengguna pertama yang mengemukakan dugaan ini adalah YouTuber Jordan Sather yang kerap mengangkat soal teori konspirasi.

Dalam utas panjang di Twitternya, dia membagikan tautan ke paten tahun 2015 yang diajukan oleh Pirbright Institute di Surrey, Inggris, yang berbicara tentang pengembangan versi yang lebih lemah dari virus corona untuk potensi penggunaan sebagai vaksin untuk mencegah atau mengobati masalah pernapasan.

Tautan yang sama juga telah banyak beredar di Facebook, terutama dalam kelompok konspirasi dan anti-vaksinasi.

Selain itu, Sather mengangkat fakta bahwa yayasan miliki miliarder Bill Gates, yakni Bill & Melinda Gates Foundation adalah donor untuk Pirbright dalam pengembangan vaksin. Dia menduga bahwa virus yang mewabah saat ini sengaja dibuat untuk menarik dana untuk pengembangan vaksin.

"Dan berapa banyak dana yang telah diberikan Gates Foundation untuk program vaksin selama bertahun-tahun? Apakah pelepasan penyakit ini direncanakan? Apakah media digunakan untuk menghasut ketakutan di sekitarnya?" tulis Sather.

Namun BBC memuat bahwa paten Pirbright bukan untuk coronavirus baru, melainkan mencakup virus bronkitis infeksi unggas, yakni anggota keluarga coronavirus yang lebih luas yang menginfeksi unggas.

Adapun spekulasi tentang Yayasan Bill & Melinda Gates, juru bicara Pirbright Teresa Maughan mengatakan kepada Buzzfeed News bahwa pekerjaan khusus lembaga itu dengan virus bronkitis infeksius tidak didanai oleh yayasan tersebut.

3. Konspirasi senjata biologis

Klaim tidak berdasar lainnya yang telah menjadi viral online menyebut bahwa virus itu adalah bagian dari program senjata biologi rahasia China dan mungkin telah bocor dari Institut Virologi Wuhan.

Banyak laporan yang mendorong teori tersebut, termasuk dua artikel Washington Times yang banyak dibagikan, yang keduanya mengutip mantan perwira intelijen militer Israel yang mengeluarkan klaim tersebut.

Namun, tidak ada bukti yang diberikan untuk klaim dalam dua artikel tersebut. Selain itu sumber Israel yang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi untuk menunjukkan ada kebocoran virus itu.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health