Salah satu booth batik di GBN 2025. (FARAH/Nadine)
Salah satu booth batik di GBN 2025. (FARAH/Nadine)
KOMENTAR

ANTUSIASME para pencinta batik masih terlihat ramai hingga hari terakhir pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) pada Minggu (3/8). Memasuki hari kelima sekaligus penutupan, Pasaraya Blok M dipenuhi oleh pengunjung dari berbagai kalangan yang ingin menyaksikan langsung kekayaan corak batik Nusantara.

Beragam motif batik dengan gaya dan karakter yang berbeda turut meramaikan pameran, mencerminkan kekayaan budaya dari berbagai penjuru Indonesia. Setiap pola dan warna yang ditampilkan membawa cerita dan filosofi tersendiri, berpadu membentuk sebuah harmoni visual yang memukau. Pameran ini menjadi ruang yang memperlihatkan betapa luas dan dalamnya warisan batik sebagai identitas bangsa.

Tak hanya menampilkan karya tradisional, pameran kali ini juga membuka ruang untuk inovasi. Salah satu daya tarik utama datang dari deretan sepatu kekinian berhias batik bertema Urban Heritage produk kreatif yang menyasar generasi muda, khususnya Gen Z. Dengan desain yang modern dan fungsional, sepatu ini menghadirkan sentuhan batik di bagian samping atau detail tertentu, menjadikannya pilihan tepat bagi anak muda yang ingin tampil kasual namun tetap membawa unsur budaya.

Tersedia dalam berbagai model seperti sneakers dan slip-on, sepatu ini cocok dipadukan dengan outfit sehari-hari (OOTD) yang santai maupun semi-formal. Setiap pasang sepatu dibuat dari bahan kulit berkualitas, dan yang menarik, pembeli juga bisa melakukan custom desain sesuai gaya dan motif batik favorit mereka. Perpaduan antara kepraktisan, estetika urban, dan pelestarian budaya ini membuat produk sepatu batik ini tidak hanya unik, tapi juga relevan di kalangan Gen Z masa kini.

Di lantai dasar, tersedia workshop membatik gratis yang diselenggarakan oleh GBN. Di sini, pengunjung bisa langsung merasakan pengalaman membatik secara langsung. Kegiatan ini menarik minat banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Dalam workshop ini, peserta diajak mencoba mencanting di atas kain bermotif yang telah disiapkan.

Suasana terlihat hangat dan penuh semangat, terutama saat para peserta mulai menorehkan lilin panas ke kain dengan tangan mereka sendiri. Instruktur dari GBN pun dengan sabar membimbing setiap proses, mulai dari cara memegang canting hingga mengisi motif dengan rapi. Menariknya, hasil karya pun bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan, menjadikan pengalaman ini seru sekaligus edukatif.

Pameran Batik GBN 2025 membuktikan bahwa batik tak hanya hidup dalam tradisi, tapi juga terus berkembang lewat inovasi dan kolaborasi lintas generasi. Seluruh karya yang ditampilkan mendapat panggung yang setara—menegaskan bahwa batik adalah milik bersama. GBN mengajak kita semua, terutama generasi muda, untuk lebih mencintai dan mengenakan batik dalam kehidupan sehari-hari.




IBTE 2025: Pameran Bergengsi Industri Produk Bayi dan Mainan di Asia Tenggara

Sebelumnya

Festival Korea 2025 di Bali Sukses Digelar, Ribuan Pengunjung Nikmati “Korea Salon”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E