Ilustrasi ibu memakaikan masker pada anak/Freepik
Ilustrasi ibu memakaikan masker pada anak/Freepik
KOMENTAR

FLU Singapura kian meradang. Di libur Lebaran kali ini, kekhawatiran penyebaran flu terus meningkat, terutama pada anak-anak. Flu Singapura sendiri merupakan infeksi yang cepat menular, karena dapat disebarkan melalui droplet atau tetesan napas.

Anak adalah kelompok yang paling rentan terserang virus penyebab flu Singapura. Gejala yang sering timbul adalah demam, tidak enak badan, lesu, batuk, sulit makan karena tenggorokan nyeri, ruam dan lenting pada telapak tangan, telapak kaki, dan bibir.

Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengatakan, penularan flu Singapura sangat rentan terjadi saat anak berada di keramaian. Saat bermain, kontak erat bersentuh-sentuhan seringkali terjadi.

“Saya rasa, masker masih sangat penting digunakan oleh anak untuk mencegah penularan virus. Ini untuk menghindari orang-orang yang bergejala, yang kita sebagai orang tua terkadang tidak menyadarinya,” kata Erlina, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (14/4/2024).

Lebih lanjut, Erlina memberikan beberapa tips untuk menghindari penularan flu Singapura pada anak, yaitu:

  • Hindari berdekatan atau kontak langsung dengan orang yang sedang sakit, utamanya yang bergejala batuk.
  • Kalau memang terpaksa harus ada terus di tempat orang sakit, kenakan masker.
  • Penting untuk tetap menjaga kebersihan diri, terutama tangan, untuk menghindari penularan setelah bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi.
  • Konsumsi makanan bergizi untuk memperkuat kekebalan tubuh. Daya imun yang kuat menjadi kunci untuk menghindari ancaman flu Singapura.

Ia juga menyarankan untuk tidak membawa anak beraktivitas di luar rumah jika sedang mengalami gejala-gejala flu. Isolasi mandiri diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan menghambat penularan ke anggota keluarga lainnya.

“Jangan izinkan anak bermain jika ada tanda-tanda flu. Istirahat saja di rumah agar kondisi anak cepat pulih seperti sedia kala,” sarannya.




OCD yang Mengganggu: Atasi Masalahnya, Dukung Orangnya

Sebelumnya

Booming DSA Serebral untuk Anti-Stroke, Apakah Kita Membutuhkannya?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health