Anak yang refleks moronya belum matang akan mengalami kesulitan saat berteman/Freepik
Anak yang refleks moronya belum matang akan mengalami kesulitan saat berteman/Freepik
KOMENTAR

REFLEKS moro atau disebut juga sebagai reflex kaget, merupakan suatu respon yang diterima bayi saat mendengar suara terlalu keras ataupun gerakan mengagetkan. Sebagai bentuk respons, si kecil biasanya akan mencondongkan kepala ke belakang, menjulurkan tangan atau kaki, menarik lengan dan kaki ke bagian dalam, serta menangis.

Refleks ini biasanya bertahan hingga bayi berusia 4 bulan. Biasanya, bayi akan menjadi mudah stres atau hyperarousal. Namun adakalanya reflex ini bertahan hingga bayi tumbuh besar, sekitar usia 7 hingga 8.

Sebenarnya refleks moro tidaklah berbahaya. Hanya saja, jika belum matang refleks ini justru akan membuat anak menjadi sulit berteman, karena anak cenderung agresif dan mudah marah. Disenggol sedikit ia marah, diminta untuk antre malah menyerang.

Kalau seperti itu, siapa yang mau berteman dengan anak yang mudah menyerang?

Cici Desri, seorang play based learning menjelaskan, reflex moro bisa dimatangkan dengan melakukan beberapa gerakan ini:

  1. Letakkan tangan di depan dada sambil mengepal.
  2. Gerakkan tangan membentuk letter U dengan telapak tangan terbuka ke depan.
  3. Kemudian, turunkan tangan lurus ke bawah.

“Gerakan bisa dilakukan tanpa bersuara. Atau, jika anak ingin nyaman, bisa dilakukan sambil bernyanyi,” tulis Cici Desri di akun Instagramnya @cicidesri.

“Refleks moro yang tidak terintegrasi bisa membuat anak menjadi agresif atau justru impulsive, hyper sensori atau hypo sensori, bahkan  mengalami hambatan dalam belajar,” tulisnya lagi.

Selain tiga gerakan di atas, menurut Cici, anak juga bisa menggunakan gym ball atau boneka yang diletakkan di bawah bangku. Kemudian, orang tua bisa meminta anak untuk mengambil gym ball atau boneka tersebut dan memberikannya kepada ayah atau bunda yang berdiri di belakang mereka. Caranya, boneka diberikan melewati kepala anak tanpa anak membalikkan badannya.

Sayangnya, menurut Cici gerakan ini hanya bisa diberdayakan untuk anak usia di bawah 10. Sedangkan untuk anak memasuki usia remaja, masih diperlukan observasi lanjutan oleh ahli untuk mengatasi refleks moro yang belum matang tersebut.




Mata Ibu, Silvia Menjadi Komentator Bola bagi Anaknya

Sebelumnya

Lagi Lagi Lolly

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting