Kepala Bapanas saat melakukan sidak beras SPHP di Lottemart Wholesale Pasar Rebo, Jumat (8/9)/Net
Kepala Bapanas saat melakukan sidak beras SPHP di Lottemart Wholesale Pasar Rebo, Jumat (8/9)/Net
KOMENTAR

BEBERAPA hari ini, ibu-ibu mengeluhkan harga beras yang melambung tinggi. Kenaikannya mencapai Rp1.000 per kilogram. Angka tersebut cukup tinggi, mengingat beras merupakan kebutuhan pokok.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, memang telah terjadi kenaikan harga beras per 1 September kemarin. Kenaikan tersebut merupakan penyesuaian harga beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hasil SPHP itulah yang membuat kenaikan terjadi, dari sebelumny Rp9.450 per kilogram menjadi Rp10.900 per kilogram.

Saat sidak ketersediaan beras SPHP di Lottemart Wholesale Pasar Rebo, Jakarta Timur, Arief menjelaskan, pemerintah sengaja menaikkan harga karena beberapa hal, yaitu:

  • Adanya kenaikan harga sewa lahan.
  • Harga benih dan pupuk juga sedang naik.
  • Kenaikan harga BBM ikut mempengaruhi.

Akhirnya, atas arahan Presiden Joko Widodo akhirnya pemerintah menaikan harga beras kurang lebih 20 persen. Kenaikan tersebut diharapkan dapat membantu kehidupan petani lokal.

Tidak hanya itu, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras SPHP di pasaran, Presiden juga memerintahkan untuk menggelontorkannya secara masif. Artinya, beras SPHP ada dalam gerakan pangan murah di seluruh Indonesia.

Perintah lainnya adalah setiap pembeli hanya diperbolehkan membeli beras SPHP maksimal tiga pak setiap pembelian.

Dirut Perum Bulog Budi Waseso juga menjelaskan, untuk menjaga pasokan, pihaknya telah menyalurkan SPHP ke 1.853 ritel di seluruh Indonesia. Dan, pada 11 September besok, pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM), di mana masing-masing KPM mendapatkan 10 kilogram beras.

Penyaluran beras ini akan berlangsung selama tiga bulan ke depan untuk menekan harga beras di pasar dan membantu mengendalikan inflasi di daerah-daerah.

Khusus distribusi ke daerah 3TP, yaitu tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan, juga akan dilakukan efektivitas pengiriman, misalnya langsung mengirimkan sekaligus paket bantuan untuk dua atau tiga bulan agar terjadi akselerasi pengiriman.

Bantuan pangan beras terbukti mampu meredam laju kenaikan harga beras sepanjang April hingga Juli 2023, sehingga berdampak pula pada terjaganya tingkat inflasi secara umum.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News