@attahalilintar
@attahalilintar
KOMENTAR

MULUTMU harimaumu, tampaknya tidak semua menyadari bahwa apa yang terucap atau apa yang tertulis di media sosial bisa berdampak bagi kehidupan orang lain. Seperti yang dialami pasangan Aure Hermansyah dan Atta Halilintar.

Ini bukan kali pertama seorang selebritas mendapat komentar jahat tentang anak mereka. Sebelumnya, ada kasus Ayu Ting Ting juga Sandi Aulia yang sempat menjadi perbincangan hangat lantaran warganet yang menulis komentar jahat untuk anak kedua seleb tersebut.

Begitu pula yang dialami Aurel dan Atta. Di tengah kebahagiaan keduanya menanti anak kedua, ada saja orang yang tega melakukan hal jahat.

Atta mengunggah tangkapan layar komentar buruk dari warganet tersebut sekaligus menulis tanggapannya.

Anak saya ada salah apa sama ibu??? Anak saya banyak kurang di mata ibu??

Dibilang oon, d*wn *syndrome, i*diot dll... (ini baru sebagian masih banyak lagi ibu ini ngatain anak kami)

Heran ibu-ibu punya anak bisa ngatain anak orang lain...didiemin seminggu makin ngatain di mana-mana... istri saya hamil sampai di-dm, maki-maki anak saya, kasian bumil keganggu bu...

Enggak ada orang tua yang terima anaknya dibilang begini...buan karena kita kerja di entertainment jadi halal kalau dihina anak bayi perempuan kita...

Enggak usah banding-bandingin anak kita dan anak orang. Semua anak itu pemberitan Tuhan terbaik buat kita.

Semoga jadi pelajaran bersama...

Di antara warganet yang mengomentari unggahan Atta tersebut, ada sejumlah ibu dari anak spesial down syndrome. Mereka pun merasa apa yang disampaikan tentang anak down syndrome menyakiti hati mereka.

"Kenapa harus bawa-bawa anak down syndrome sih, bu untuk ngehina orang??? Kami orang tua dengan anak special down syndrome merasa tersakiti loh, meski mereka tidak sempurna di mata ibu, anak down syndrome juga ciptaan Tuhan. Anda ngerendahin anak DS sama aja ibu ngerendahin Tuhan," tulis @teni_nu***.

Menghadapi kelakuan warganet yang gemar menyebarkan ucapan menyakitkan di media sosial, bukan hanya dibutuhkan literasi digital tapi juga dibutuhkan kesadaran pribadi untuk menghargai sesama.

Seorang manusia yang bijak memanfaatkan hati dan akalnya tidak akan mengeluarkan kata-kata yang sedemikian menyakitkan, apalagi berkaitan dengan seorang anak kecil.

Ini soal nurani.




Penyair Joko Pinurbo, Celana, dan Jejak Mendalam di Dunia Sastra Indonesia

Sebelumnya

5 Fakta Film Badarawuhi yang Disebut-sebut Lebih Horor dari KKN di Desa Penari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Entertainment