Farham saat memberikan sumbangan kepada pengurus Masjid At-Thabayun, Medan/Ist
Farham saat memberikan sumbangan kepada pengurus Masjid At-Thabayun, Medan/Ist
KOMENTAR

ADA berkah pandemi COVID-19 bagi Farhan Faris Bashel. Usai kembali dari studi S2 di London, pandemi COVID-19 merebak di seluruh dunia. Di hari kepulangannya ke Indonesia, 20 Februari 2020, merupakan hari terakhir penerbangan London-Jakarta. Setelah itu, bandara ditutup untuk penerbangan internasional.

Waktu itu Farhan baru saja menyelesaikan kuliahnya dan berhasil meraih gelar Master Jurusan International Fashion Marketing Coventry University di London. Wisuda yang rencananya dilaksanakan 27 Februari tahun itu, dibatalkan. Ijazahnya  hanya diserahkan dari balik pintu gerbang kampus, seminggu sebelum kembali ke Tanah Air.

Sampai di Medan, dia menjalani isolasi mandiri dua minggu. Itu masa awal pandemi COVID-19 di Tanah Air, belum satu pihak pun yang tahu apa yang sebenarnya yang terjadi. Informasi yang berseliweran di media sosial seluruhnya menyeramkan.

Dalam masa isolasi itu, Farhan tidak tahu mau berbuat apa. Lalu, adiknya, Helwa Faris Bashel, menganjurkan agar dia bermain TikTok saja untuk mengatasi jemu. Lalu, apa pula TikTok itu, pikirnya.

Helwa yang sudah setahun membuat konten TikTok pun mengajarinya. Tapi Farhan masih merasa jengah ketika melihat konten si adik. “Aduh, masak sih jauh jauh sekolah master di London, pulang menggarap acara joget-joget?” kata dia, saat berkunjung ke rumahnya, Kamis (8/6) petang.

Pria kelahiran Medan, 15 Juni 1995 ini adalah sulung dari empat bersaudara pasangan pengusaha Faris Saleh Bashel dan Amirah Lubis.

Saya berkenalan dengan ayahnya, Faris Bashel, tahun lalu di Malaysia. Dikenalkan oleh Asro Kamal Rokan, wartawan senior, Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami). Tahun lalu, kami sama-sama menghadiri undangan peringatan Hari Wartawan Nasional di Melaka, Malaysia. Pada peringatan Hawana 2023, akhir Mei lalu di Ipoh, Malaysia, kami bertemu lagi dan selalu bersama selama di Malaysia.

Sesuai janji, Kamis sore itu Faris ke rumah diantar Asro Kamal Rokan. Ia disertai juga anaknya, Farhan dan Yasmin. Ia datang mengantarkan 10 kodi sarung sumbangannya untuk  Masjid At Tabayyun, di komplek perumahan kami. Sarung itu bermerek Bin Faris, produk perusahaannya  sendiri, yang pabriknya berlokasi di Tegal, Jawa Tengah.

Konten pertama ditonton 1 juta

Kembali ke Farhan. Setelah dibujuk Helwa, Farhan pun menurut. Ia mencoba membuat konten. Konten pertamanya tentang fashion, sesuai ilmu yang dia kuasai. Ia bersama Helwa tampil ganti-gantian. Tak disangka, dalam 4 jam penayangan, konten direspons satu juta penonton. Itu yang memotivasi Farhan untuk membuat konten setiap hari. Enam bulan pertama, kontennya campursari, ada fesyen, lagu, komedi, kuliner, dan macam-macam.

Suatu hari, pihak TikTok Indonesia menghubungi dia. Mengapresiasi konten dan pencapaiannya, atas konten-konten yang direspon jutaan penonton itu. TikTok sekalian memberi saran, agar Farhan fokus membuat konten fesyen dan lifestyle.

Farhan mengikuti saran itu, ia pun mengemas konten TikToknya lebih spesifik. Ada muatan edukasi di bidang fesyen dan lifestyle. Misalnya, konten mengenai cara berpakaian yang disesuaikan dengan bentuk tubuh seseorang, juga mengulas model rambut yang cocok untuk wajah dan tubuh tertentu.

Pihak TikTok, benar. Konten kreatif seperti itu terbukti sangat dibutuhkan viewers TikTok Tanah Air. Konten itulah yang membuat TikTok Farhan menjadi bisnis utamanya sekarang.

Dari penghasilan di TikTok, Farhan bercerita sudah membeli rumah, mobil, apartemen, dan kantor. Ia juga sekarang didukung tim kreatif yang handal untuk memproduksi konten setiap hari. Followersnya di TikTok sudah lebih dari sejuta.

Jumlah followers yang banyak itu memudahkannya mendapatkan tawaran kerja sama dari berbagai brand yang butuh diendorse. Brand-brand fesyen sudah mengisi TikToknya tiap hari.

Anak muda tampan, berkulit putih dengan tinggi badan 175 cm ini tipikal anak muda zaman now. Haus belajar dan sangat mandiri. Lulus SMA pada 2013, dia sudah menentukan sendiri road map perjalanan hidupnya ke depan.

Apalagi di usia remaja, Farhan sudah punya pengalaman membuka toko busana muslim grosiran di Medan. Dia juga membuat parfum Farbash yang brandnya lumayan dikenal sekarang.

“Setamat SMA, Farhan melanjutkan kuliah di Universitas Utara Malaysia (UUM).

Dia urus sendiri sekolahnya waktu itu. Padahal, semula saya mengira dia akan kuliah di USU (Universitas Sumatera Utara) seperti adik-adiknya, Helwa dan Yasmin F Bashel, yang kini jadi notaris. Saya mau membantu karena di sana banyak kawan, eh ternyata dia memilih kuliah di luar negeri,” cerita Faris.

Farhan lulus di UUM 2016. Ia berhasil menggondol gelar sarjana dengan pujian dari Jurusan Manajemen Bisnis Internasional, UUM. 

Setahun kemudian, dia magang di KBRI New Zealand, dan 2019 melanjutkan kuliah di London, serta berhasil meraih gelar Master dari Jurusan International Fashion Marketing Coventry University.

Tidak berhenti di situ, Farhan berencana melanjutkan pendidikan doktoral jurusan Cyber Law. “Insya Allah, rencananya di Universitas Indonesia,” sebut Farhan.

Perjalanan hidup TikToker ini seperti mewujudkan ajaran dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwa dalam setiap kesulitan ada kemudahan.




KOMENTAR ANDA