500 Muslim berbuka puasa bersama di depan Royal Albert Hall, London (April 2022)/ PA
500 Muslim berbuka puasa bersama di depan Royal Albert Hall, London (April 2022)/ PA
KOMENTAR

RAMADAN merupakan bulan suci umat Islam di seluruh dunia yang di dalamnya terdapat perintah menjalankan ibadah puasa.

Namun demikian, setiap negara tentu memiliki kekhasan masing-masing yang berkaitan dengan budaya umat Muslim dalam menjalankan puasa dan menyambut hari raya Idul Fitri.

Di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, Ramadan menjadi sebuah momen suka cita bersama yang berlangsung meriah di seluruh wilayah Nusantara. Namun, hal ini tentu berbeda dengan suka cita umat Islam di belahan dunia berbeda, terutama di negara dengan Muslim sebagai minoritas. Salah satunya di Inggris Raya.

Berikut ini adalah 7 (tujuh) perbedaan Ramadan di Indonesia dan Inggris Raya versi dua WNI yang menetap di Inggris Raya; Annisa Dinulislam dan Reliza O. seperti dilansir Indonesia Mengglobal (3/4/2023). Setiap perbedaan merupakan tantangan tersendiri yang insya Allah menjadi perjuangan untuk menjemput pahala dari Allah.

1# Durasi puasa

Di Indonesia, puasa dilaksanakan dalam 12 hingga 13 jam dalam satu hari dengan terbit dan terbenamnya matahari yang terbilang cukup konstan. Sedangkan di Inggris Raya, durasi puasa tergantung pada musim.

Di tahun 2023 ini, Ramadan jatuh pada musim semi hingga durasi puasa berkisar 16-18 jam sehari. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Namun jika nanti Ramadan jatuh di musim dingin, maka durasi puasa menjadi lebih singkat.

2# Jadwal imsak dan berbuka

Masyarakat di Indonesia biasanya memasang kertas jadwal imsak dan berbuka di dekat ruang makan. Kita tahu bahwa waktu imsak dan berbuka puasa biasanya bergeser hanya dalam hitungan menit. Sedangkan di Inggris Raya, waktu imsak dan berbuka bisa bergeser dalam hitungan jam! Tak heran bila umat Islam di sana harus sering mengecek jadwal imsak dan berbuka agar tidak salah.

3# Jadwal Tarawih

Lagi-lagi, karena waktu salat di Inggris Raya terus berubah-ubah, jadwal salat Tarawih pun kena imbasnya. Tahun ini, salat Tarawih dilaksanakan sekitar pukul 10 malam. Dan tidak semua daerah di Inggris Raya mempunyai masjid. Artinya, ada umat Islam yang harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk bisa melaksanakan salat Tarawih berjemaah di masjid.

4# Tidak ada azan dan panggilan sahur

Yang banyak dirindukan Muslim Indonesia di Inggris Raya adalah tidak terdengarnya suara azan dari menara masjid dan panggilan sahur yang sahut-menyahut dari pengeras suara.

5# Tidak ada pasar takjil

Jika kita dengan mudahnya menemukan pasar takjil selama Ramadan di berbagai sudut daerah di Tanah Air, maka di Inggris Raya, hanya sejumlah kota besar yang terdapat toko penjual kue tradisional yang menyediakan makanan takjil. Di bagian timur London misalnya, daerah yang didominasi penduduk Muslim tersebut banyak terlihat orang mengantre di toko kue menjelang waktu berbuka puasa.

6# Tidak ada tirai penutup di tempat makan

Di Inggris Raya, tempat-tempat makan tetap buka seperti hari di luar Ramadan. Tempat makan tersebut juga tidak ditutup dengan tirai seperti yang terlihat di tempat-tempat makan di Indonesia saat bulan Ramadan.

7# Cuaca ekstrem

Di Indonesia yang beriklim tropis, cuaca cenderung stabil meskipun kini durasi hujan diperkirakan akan berlangsung lebih lama. Sementara di Inggris Raya, cuaca dapat berubah setiap saat. Dalam sehari, bisa terjadi cuaca panas, hujan, hingga salju. Perubahan cuaca ekstrem itu tentu dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh dalam menjalankan ibadah puasa.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon