Ilustrasi anak bersiap untuk berbuka puasa/Net
Ilustrasi anak bersiap untuk berbuka puasa/Net
KOMENTAR

PUASA hukumnya wajib bagi umat muslim, termasuk anak-anak yang sudah memenuhi syarat untuk menjalankannya. Karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak melewati hari-hari puasanya, agar kondisi tubuh anak tetap fit.

Anak dengan diabetes melitus (DM) tipe 1 juga bisa menjalankan ibadah puasa. Hanya saja, perlu strategi khusus agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak mengalami penurunan secara drastis. Perhatian khusus perlu diberikan Ayah Bunda, agar terhindar dari komplikasi.

Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), puasa sebenarnya tidak mengganggu kesehatan bagi orang yang sehat maupun penyandang DM tipe 1, yang kadar gulanya terkontroll.

Tapi jika tidak, risiko ketoasidosis (komplikasi akibat kadar gula darah yang tinggi) meningkat. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga akan menyebabkan polyuria (bertambahnya pengeluaran air kemih) yang bisa berujung pada dehidrasi.

Karena adanya perubahan di atas, anak dengan DM tipe 1 perlu melakukan beberapa penyesuaian, terutama dalam hal diet, penggunaan insulin, dan aktivitas fisik.

Diet bagi anak DM tipe 1

Saat berpuasa, secara alami akan terjadi penurunan aktivitas fisik dan asupan makanan. Oleh karena itu, jumlah asupan kalori harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari-hari, dengan komposisi:

  1. 50% total kalori saat berbuka. Artinya, sebelum salat maghrib disarankan mengonsumsi makanan ringan/segar, diikuti makanan padat/besar sesudah salat maghrib.
  2. 10% dari total kalori diberikan setelah salat tarawih, berupa snack.
  3. 40% dari total kalori diberikan saat sahur.

Jadi, anak dengan diabetes melitus tipe 1 disarankan menyegerakan berbuka dan mengakhiri makan sahur. Hindari mengonsumsi makanan berlebih, khususnya gula murni. Jaga asupan cairan kurang lebih 1500 sampai 2000 ml per hari.

Penggunaan insulin selama puasa

Nah, untuk mencegah hipoglikemia (turunnya gula darah secara ekstrem), perlu dilakukan penyesuaian dosis insulin. Total pemakaian insulin selama puasa menjadi 75-80% per hari. Cara pemberiannya:

  1. Dua kali pemberian dengan insulin kerja pendek dan menengah (split-mixed). Dua pertiga dosis harian diberikan saat sebelum berbuka dan 1/3 saat sahur.
  2. Dua kali pemberian menggunakan insulin kerja panjang dan pendek (basal-bolus): Total insulin kerja panjang diberikan 80% dosis saat tidak puasa (setelah salat maghrib), dosis insulin bolus diberikan sesuai kalori makanan.
  3. Penderita dengan pompa insulin: dosis insulin basal diturunkan menjadi 80% dosis tidak puasa. Dosis bolus disesuaikan dengan kalori makanan.

Aktivitas sehari-hari

Untuk menghindari dehidrasi, sangat dianjurkan untuk istirahat sejenak setelah zuhur, olahraga ringan sesudah salat tarawih namun tetap memerhatikan tanda-tanda hipoglikemia saat sedang berolahraga.

Ketika tanda itu muncul, segera hentikan olahraga dan berikan makanan kecil atau minuman yang mengandung gula. Jika terjadi pada siang hari, minta anak untuk membatalkan puasanya.

Adapun ciri hipoglikemia pada anak adalah:

  • Lemas
  • Jantung berdebar
  • Pandangan kabur
  • Keringat dingin

Yang perlu Ayah Bunda ingat, jangan memaksakan anak dengan diabetes melitus untuk berpuasa, karena kewajiban itu mutlak hanya pada orang sehat. Tapi jika anak ingin berpuasa, lakukan secara aman dan manajemen diet, insulin, serta aktivitas hariannya dengan tepat.




Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Sebelumnya

Pemalu atau Social Anxiety? Yuk Kenali Tanda-Tandanya, Bunda!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting