Presdir LAZ YWDP bukapangan Mirah Hartika, saat memberikan sambutan dalam acara pengenalan gizi baik cegah stunting, di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (16/3)/Failaka Farah.id
Presdir LAZ YWDP bukapangan Mirah Hartika, saat memberikan sambutan dalam acara pengenalan gizi baik cegah stunting, di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (16/3)/Failaka Farah.id
KOMENTAR

STUNTING masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terus berupaya untuk menekan angka stunting di 17 persen. Kemenkes sendiri memiliki 11 program yang berfokus pada dua fase determinan terhadap stunting paling tinggi, yaitu di masa ibu hamil dan bayi usia 6-24 bulan.

Stunting menjadi masalah yang kompleks, karena dipengaruhi oleh beberapa hal sensitif, di luar kesehatan, seperti lingkungan dan pola asuh. Sedangkan faktor spesifik berkaitan dengan kurang gizi dan anemia.

Sebagai upaya membantu program pemerintah menurunkan angka stunting, Lembaga Amil Zakat Yayasan Wakaf Djalaludin Pane (LAZ YWDP) bukapangan merangkul Chef Ragil, memberi edukasi membuat masakan-masakan bergizi yang mudah dan bisa dibuat dari sumber pangan lokal.

Sebagai langkah awal, LAZ YWDP bukapangan dan Chef Ragil menyasar ibu-ibu usia produktif di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Presiden Direktur LAZ YWDP bukapangan Mirah Hartika mengatakan, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan sudah sepantasnya umat Muslim gerbang awal untuk hadir menjawab persoalan di masyarakat, terutama para fakir miskin, untuk membangun kesadaran akan pentingnya pangan bernilai gizi baik.

“Makanan bernilai gizi baik tidak melulu harus mahal. Bersama Chef Ragil, kami ajak para ibu untuk langsung memasak makanan bergizi dengan sumber pangan lokal. Kami juga mengedukasi masyarakat mengenai bahaya stunting, bagaimana stunting bisa terjadi, dan makanan bergizi apa saja untuk mengatasinya. Semua merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” kata Mirah ditemui di Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, dalam rangkaian mengenalkan makanan bergizi untuk mencegah stunting, Kamis (16/3).

Chef Ragil pun berpendapat sama. Kegiatan ini sangat penting disosialisasikan ke masyarakat untuk mengikis kesan bahwa makanan bergizi adalah makanan yang mahal.

Bersama warga Desa Sriamur, LAZ YWDP bukapangan sosialisi makanan bernilai gizi/Failaka Farah.id

“Itu (makanan bergizi adalah makanan mahal) tidak benar. Kita akan memberikan edukasi makanan bergizi dengan sumber pangan lokal, yaitu tempe dan tahu, yang begitu dekat dengan masyarakat. Jadi, masyarakat tahu bahwa mereka bisa memasak makanan bergizi baik untuk keluarga dengan bahan dasar yang mudah dan murah,” ujar Chef Ragil di lokasi yang sama.

Dalam kesempatan itu, Chef Ragil memperkenalkan 3 panganan bergizi baik, yaitu Sayur Bobor Bayam Tempe, Gadon Tahu Daging, dan Sup Krim (santan) tempe.

Tokoh masyarakat setempat, Ustadz Konirin, menyambut baik adanya kegiatan sosialisasi ini dan berterima kasih kepada LAZ YWDP bukapangan dan Chef Ragil.

“Masyarakat di sini, yang kebanyakan adalah masyarakat miskin, sangat berterima kasih mendapatkan edukasi serta bantuan dari bukapangan. Harapannya, setelah ini ibu-ibu menjadi teredukasi dan mengetahui permasalahan stunting dan cara mengatasinya,” demikian Ustadz Konirin.

Kegiatan yang dilakukan LAZ YWDP bukapangan kali ini dimulai dengan literasi dan edukasi mengenai stunting. Mirah Hartika menjelaskan mengenai stunting, penyebab stunting, dan cara mengatasi stunting, kepada ibu-ibu usia produktif yang menjadi peserta kegiatan.

Acara dilanjutkan dengan demo masak oleh Chef Ragil dan ditutup dengan pembagian 50 paket berisi bahan-bahan makanan lokal seperti tempe, kacang panjang, pare, dan lain sebagainya, juga beras dan minyak, kepada peserta kegiatan.




Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Sebelumnya

Pengabdian Masyarakat Prodi Psikologi Universitas Binawan: Gelar Skrining dan Edukasi Kesehatan Mental Remaja di MA As-Syafi’iyah 01 Jakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E