Gogor saat mencipratkan warna di selembar kain/Net
Gogor saat mencipratkan warna di selembar kain/Net
KOMENTAR

PERUPA bergaya abstrak Gogor Purwoko, akan menggelar pameran tunggalnya di Galeri Nasional Indonesia (GNI) dengan tajuk “Tanda Pada Lipatan”. Pameran ini rencananya berlangsung di Gedung B GNI pada 1-14 Maret 2023 dan diramaikan 20 karya yang terdiri dari seni lukis dan mixed media.

Presentasi karya dibagi dalam tiga ruang sesuai dengan tema dari masing-masing karya. Ruang pertama menampilkan karya hasil workshop dan performance Gogor. Ruang kedua menampilkan karya yang terinspirasi dari wayang kulit dengan pendekatan abstrak geometris. Dan ruang ketiga menampilkan karya dengan tema jiwa serta ketubuhan, yang memiliki bentuk realis, ekspresionis hingga abstrak.

Pameran Tanda Pada Lipatan akan dibuka oleh Maya Rizano selaku Head of Corporate Communications UOB Indonesia, Rabu (1/3) di Ruang Serbaguna GNI.
Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra mengatakan, momentum pameran tunggal ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengukuhkan sosok Gogor Purwoko, sebagai salah satu perupa abstrak yang asli Indonesia.

Gogor Purwoko terinspirasi menjadikan konsep lipatan sebagai judul pameran ini pasca sembuh dari Covid-19 varian Delta. Tanda pada lipatan merupakan bentuk penyampaian, bahwa kita sudah luput dari lipatan pandemi dan mulai melanjutkan hidup kembali.

“Semoga pameran ini juga dapat menjangkau khalayak luas, agar edukasi dan pemahaman mengenai seni rupa abstrak semakin dapat diterima oleh publik. Sementara, lipatan juga berarti kejutan atas apa yang terjadi setelah pandemi,” kata Maya.

Kurator pameran Dr Citra Smara Dewi, juga menganggap konsep ‘lipatan’ sebagai sesuatu yang menarik dan menjadi kekuatan dari sang perupa. Bagaimana sebuah karya seni lukis abstrak itu bisa mencapai pencapaian artistik yang unpredictable melalui konsep maupun teknik lipatan.

“Karena, melalui lipatan kita akan menemukan satu ekspresi estetis yang kadang-kadang di luar dugaan, baik itu percampuran antara bentuk, warna, juga tekstur,” ujar dia.

Menurut Citra ada dua jenis pendekatan seni lukis abstrak yang ditampilkan Gogor pada pameran tunggalnya ini, yaitu abstrak ekspresionis dan abstrak geometris. Karya lukis abstrak ekspresionis diciptakan oleh Gogor secara spontan, ekspresif, dinamis, dan puitis. Setelah menggoreskan atau menciprati kanvas, ia akan melipat kanvas ke berbagai arah.

“Hasilnya adalah sensasi, komposisi, dan gradasi ruang yang penuh kejutan. Sementara, karya abstrak geometris dibuat dengan ketepatan matematis dan direncanakan dengan sketsa sebelum ia tuangkan pada kanvas. Karya abstrak geometris Gogor juga menampilkan stilasi bentuk dari penggalan anatomi wayang kulit yang lagi-lagi ia dapatkan dari memorinya di masa lampau,” urainya.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon