Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga tumbuh kembangnya/Net
Skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga tumbuh kembangnya/Net
KOMENTAR

SAAT ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mewajibkan pemeriksaan lengkap pada semua bayi yang baru lahir. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bertujuan untuk mengetahui potensi kelainan hipotiroid yang menyebabkan kecacatan fisik dan intelektual pada anak di kemudian hari.

Skrining pada bayi baru lahir adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bayi yang baru lahir untuk mendeteksi secara dini kelainan apa yang dialami bayi pada usia awal kelahiran. Tujuannya adalah untuk melakukan terapi atau pengobatan sejak dini untuk mencegah kesakitan dan kecacatan yang lebih berat.

Mengutip laman Instagram Kemenkes RI, kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak bayi lahir yang disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik.

SHK dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan laboratorium pada bayi baru lahir usia 48-72 jam untuk mendeteksi apakah bayi menderita kelainan hipotiroid kongenital atau tidak melalui tes darah yang sampelnya diambil dari tumit bayi.

Mengenal hipotiroid kongenital

Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena adanya kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormone tiroid atau defisiensi iodium.

Hormon ini berfungsi untuk mengatur produksi panas tubuh, metabolisme, pertumbuhan tulang, saraf, serta pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Hormon ini menjadi sangat penting, karena bayi dengan hipotiroid kongenital akan mengalami gagal tumbuh kembang.

Ketika bayi gagal bertumbuh kembang, maka ia akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik, seperti tidak dapat bertumbuh tinggi atau cebol, mengalami kemunduran mental atau IQ rendah, kesulitan berbicara, berdiri, duduk, dan berjalan layaknya anak normal.

Sebenarnya, bayi dengan kelainan hiporitoid kongenital ini bisa normal kembali, jika mendapatkan terapi sedini mungkin, yaitu saat berusia kurang dari 30 hari.

Seberapa penting SHK?

Skrining hipotiroid kongenital sangat penting dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi secara dini dan mendapat terapi agar bisa tumbuh dan berkembang dengan normal.

SHK dilakukan dengan proses sebagai berikut:

  • Bayi diambil sampel darah tumit oleh tenaga kesehatan.
  • Sampel dibawa ke laboratorium untuk diuji kadar TSH.
  • Jika kadar TSH tinggi, harus dilakukan uji konfirmasi.
  • Apabila pada uji konfirmasi hasilnya tetap tinggi, maka dilakukan tindak lanjut.
  • Seperti terapi atau pengobatan.

Tempat layanan SHK

SHK bisa didapatkan di semua fasilitas layanan kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik, baik itu milik pemerintah maupun swasta. Sampai saat ini, pemeriksaan SHK dilakukan di 4 laboratorium rujukan, yaitu RSUP Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, dan RSUD Dr Sutomo Surabaya.

Tahun ini, Kemenkes melakukan pengembangan ke-7 laboratorium lainnya, yaitu RSUP Dr Adam Malik, RSUP Dr M Djamil, RSUP Dr M Hoesin, RSUP Dr Kariadi, RSUP Dr IGNG Ngoerah, RSUP Dr Kandou, dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.

Sejauh ini, pemerintah mengusahakan pembiayaan SHK melalui APBN, APBD, maupun BLUD, atau melalui pembiayaan pribadi.

Satu tetes darah di tumit bayi akan menyelamatkan kualitas hidupnya di masa depan.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News