Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SELAMA ini kita mengetahui bahwa osteoporosis biasanya menyerang orang lanjut usia (lansia). Tapi ternyata, penyakit ini bisa diderita oleh anak balita hingga remaja, dengan rentang usia 1-13 tahun.

Bagi anak, juvenile osteoporosis adalah keadaan yang langka. Biasanya terjadi tepat sebelum masa pubertas, seringkali dialami anak usia 7. Namun belakangan, juvenile osteoporosis juga bisa menyerang anak 1 sampai 13 tahun.

Osteoporosis adalah kondisi ketika tulang menjadi lemah dan lebih tipis dari biasanya, sehingga jadi rentan patah. Pada anak, kondisi ini disebut dengan juvenile osteoporosis.

Bila tidak segera ditangani, bisa menimbulkan gangguan pada tumbuh kembang anak dan meningkatkan risiko patah tulang yang berulang.

Gejala Osteoporosis Anak

Seringkali osteoporosis pada anak tidak menunjukkan gejala. Kondisi ini baru terdeteksi jika anak mengalami patah tulang.

Tapi terkadang, ada gejala yang bisa kita lihat, seperti:

  • Sakit punggung di bagian bawah, atau nyeri di bagian pinggul dan kaki.
  • Pincang atau sulit berjalan.
  • Tulang belakang melengkung (kifosis).
  • Dada cekung.

Namun, tanda-tanda umum tersebut bisa sama dengan gangguan tulang lainnya pada anak. Jadi untuk memastikannya, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter.

Penyebab Osteoporosis Anak

Pada anak dengan osteoporosis, perkembangan tulang mengalami gangguan. Mungkin hanya sedikit tulang yang terbentuk, terlalu banyak yang hilang, atau kombinasi keduanya.

Akibatnya, tulang menjadi kurang padat, kehilangan kekuatan, dan mudah patah.

Terbentuknya osteoporosis pada anak biasanya dikaitkan dengan faktor genetik. Tapi, ada juga penyebab lain, yaitu:

  • Radang sendi, osteogenesis imperfecta, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, sindrom cushing, penyakit radang usus, cystic fibrosis, anoreksia nervosa, dan lainnya.
  • Konsumsi obat-obatan jangka panjang, seperti antikonvulsan untuk epilepsy, obat kanker, atau kortikosteroid untuk mengobati radang sendi atau asma.
  • Kurang gizi (kalsium dan vitamin D), kurang aktivitas atau terbaring lama di tempat tidur, serta olahraga ekstrem yang mengganggu siklus haid pada anak remaja.

Pengobatan Osteoporosis Anak

Pengobatan osteoporosis biasanya dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Namun, dokter akan merekomenadasikan beberapa hal, seperti penggunaan obat antinyeri untuk mengurangi gejala, terapi fisik untuk anak dengan patah tulang, hingga perawatan untuk mencegah patah tulang.

Stanford Children’s Health menyarankan agar orangtua membantu anak mengubah pola hidup, seperti menjaga berat badan, jalan kaki, latihan beban, hingga mengatur asupan nutrisi.




Kenali Arthritis alias Radang Sendi, Cegah dengan 4 Langkah Ini

Sebelumnya

5 Cara Cegah Sakit Saat Suhu Panas Melanda Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health