Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BERURUSAN dengan orang yang senang melakukan silent treatment memang menyebalkan. Sebab, mereka bisa memainkan perasaan pasangan hingga membuat hati menjadi tak tenang.

Agar tidak semakin terpuruk dan berkembang menjadi depresi, ada baiknya kita memikirkan cara cerdas untuk bisa mengajak si pelaku silent treatment berdiskusi.

  • Perjelas situasinya

Anda bisa memulai dengan memperjelas, bahwa ia sedang melakukan silent treatment. Katakan dengan tegas, “Saya merasa kamu tidak menanggapi saya.”

Ini dapat menjadi dasar untuk terlibat komunikasi satu sama lain secara lebih efektif. Jadi, jangan ikut diam ketika pelaku berbuat demikian, ya!

  • Bicara dengan tegas

Gunakan pernyataan ‘saya’ agar fokus pada perasaan dan keyakinan pembicara. Anda bisa mengatakan, “Saya merasa sakit hati dan frustasi, karena kamu tidak berbicara dengan saya. Saya ingin menemukan cara untuk menyelesaikannya.”

  • Tanyakan perasaannya

Dengan meminta mereka berbagi perasaan, akan membuat mereka tahu bahwa menyatakan perasaan itu penting dan valid, sekaligus membuka jalan untuk percakapan.

Tapi, jangan terburu-buru. Usahakan untuk tetap mendengarkan dengan penuh empati.

Jika lawan bicara merespon dengan mengancam atau melecehkan, ada baiknya menjauhkan diri dulu sampai mereka tenang. Bila perlu, bicara dengan dokter, terapis, atau teman terpercaya untuk mendapatkan bantuan.

  • Jangan menyalahkan, tak mengapa minta maaf

Sebaiknya hindari menyalahkan diri sendiri kepada pelaku silent treatment. Karena dengan begitu, pelaku akan merasa bahwa apa yang dilakukannya benar.

Tapi, tidak mengapa untuk meminta maaf karena bisa jadi Anda telah berbicara sesuatu yang menyakiti perasaannya.

  • Cobalah untuk tenang

Memang, menjadi korban silent treatment membuat Anda terlalu marah, terluka, bahkan kewalahan untuk berbicara. Terkadang juga ada perasaan takut mengatakan sesuatu yang malah akan memperburuk situasi.

Nah, ada baiknya untuk menenangkan diri dulu sebelum bertemu kembali untuk membahas masalah dengan tenang.

Hindari memprovokasi, karena hanya akan memperburuk situasi. Akan lebih banyak konflik yang akan menambah masalah.




Film Horor dan Dampak Psikologisnya terhadap Anak

Sebelumnya

Tidak Mendapat Hak Waris, Ini yang Nanti Diterima Anak Adopsi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family