Kesukaannya makan peyek mencetuskan ide bisnis Resti Diah Puspitasari. Kualitas rasa gurih dan enak membuat usaha peyeknya makin berkembang, disukai berbagai kalangan/ Foto: FARAH
Kesukaannya makan peyek mencetuskan ide bisnis Resti Diah Puspitasari. Kualitas rasa gurih dan enak membuat usaha peyeknya makin berkembang, disukai berbagai kalangan/ Foto: FARAH
KOMENTAR

BISNIS kuliner, seringkali berawal dari kebingungan mencari makanan yang sesuai dengan selera. Hal ini yang dirasakan oleh Resti Diah Puspitasari, pemilik usaha peyek yang diberi nama Peyek Mami.

“Awalnya saya suka makan peyek. Saya selalu tertarik untuk membeli peyek setiap kali jalan-jalan dan mampir ke restoran. Tapi koq susah ya mendapatkan peyek seperti yang saya mau.  Saya suka peyek yang banyak topping dan daun jeruknya, ketebalan dan kerenyahannya pas dan minyaknya juga tidak membuat sakit tenggorokan. Jarang sekali saya bisa mendapatkan peyek yang seperti itu,”  kisah Resti

Berbagai merk peyek sudah dicobanya, namun ia kesulitan menemukan peyek yang sesuai dengan seleranya,akhirnya pada tahun 2014, wanita yang hobi memasak tersebut memutuskan untuk membuat peyek sendiri, dengan berbekal resep peyek dari keluarganya.

“Ya wis lah, akhirnya saya buat peyek sendiri daripada bingung dimana cari peyek yang sesuai dengan selera saya.  Saya pakai resep turun temurun dari keluarga dengan sedikit modifikasi.” kata wanita kelahiran Surabaya tersebut.

Ketika itu Resti masih bekerja pada sebuah hotel berbintang di bilangan Jakarta Pusat. Peyek buatannya dibawanya ke kantor untuk dikonsumsi bersama teman-temannya. Ia mengemasnya dengan ukuran mini. Tidak banyak yang dia bawa, hanya sekitar 5 bungkus. Ternyata peyek itu disukai teman-teman kantornya dan mereka pun memesan peyek buatannya.

Sejak saat itu peyeknya mulai dikenal. Pesanan demi pesanan datang kepadanya. Hampir setiap hari wanita berkulit hitam manis tersebut membawa berbungkus-bungkus, pesanan teman-teman kantornya.

“Awalnya saya bawa ke kantor dengan ukuran mini sekitar 5 bungkus. Eh ternyata teman-teman pada suka lalu mereka pesan. Sejak saat itu setiap pulang kerja saya menggoreng peyek dan ketika berangkat ke kantor, motor saya penuh dengan pesanan peyek.” kenang ibu beranak tiga tersebut.

Ide Peyek Mami

Berbulan-bulan ia bekerja sembari memenuhi pesanan peyek teman-teman kantornya.
Sampai pada tahun 2015, Resti mengutarakan kepada adiknya,Dewi, bahwa ia ingin mengerjakan bisnis peyek ini dengan serius.

Dewi dan suaminya yang selama ini membantu Resti menerima pesanan peyek pun setuju membantu. Resti memberi nama peyek buatan mereka dengan nama Peyek Mami. Lokasi usahanya dilakukan di rumahnya di Cluster Viksada No.14 RT 001 RW 013, Jl Bintara XI No.11 Bintara, Bekasi Barat.

Ia juga meminta bantuan seorang sahabatnya yang ahli membuat design grafis untuk membuat spanduk dan stikel label. Wanita yang energik ini, juga bergerak untuk mempelajari cara menjual produk lewat sosial media dan marketplace. Tidak hanya itu, Resti juga  membeli berbagai merk peyek terkenal untuk dipelajari kelebihan serta kekurangan peyek-peyek tersebut agar bisa diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas peyek buatannya.

Karena Resti masih aktif bekerja, Dewi bertugas untuk mengelola akun instagram dan tokopedia Peyek Mami.

Peyek Mami pun berkembang pesat, mereka membuat 3 varian peyek sebagai pilihan menunya, yaitu Kacang Tanah, Kacang hijau dan Rebon. Dengan 4 ukuran yaitu Mini, Jumbo dan Extra Jumbo.

Melebarkan Sayap ke Hotel Berbintang

Melihat antusias konsumen, dengan berbekal keyakinan akan kualitas peyeknya, wanita yang fasih berbahasa Inggris itu dengan percaya diri melebarkan sayap bisnisnya, ia memasarkan peyeknya ke hotel-hotel besar di Jakarta, Peyek Resti  lolos kurasi di sana. Berkilo-kilo pesanan peyek dari hote-hotel l itu dipenuhinya.

Mengundurkan Diri dari Pekerjaan

Akhirnya pada tahun 2017, Resti memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan fokus mengembangkan bendera bisnisnya sendiri.

“ Niat untuk resign sebenarnys sudah ada dari tahun 2013, sejak hamil anak ke-3. Namun ketika saya utarakan ke suami, beliau tidak mengizinkan, karena tahu istrinya sangat aktif. Beliau khawatir saya akan bosan berada di rumah. Tapi ketika beliau lihat usaha peyek saya, akhirnya pada tahun 2017 saya diizinkan mengundurkan diri dari pekerjaan saya di hotel dan fokus ke Peyek Mami.” cerita wanita yang besar di kota Malang tersebut.

Setelah keluar dari pekerjaannya, Resti menekuni bisnisnya. Dengan dibantu oleh satu orang pegawai yang menggoreng serta adiknya Astrid, kakak dari Dewi, ia memenuhi pesanan konsumennya.

Namun pada tahun 2020 usahanya mengalami kemunduran karena pandemi Covid 19. Hotel-hotel itu pun mulai menghentikan pesanannya karena tidak ada tamu yang datang. Namun hal itu tidak membuat semangatnya luntur. Ia tetap optimis dengan usahanya. Prinsipnya adalah ia berusaha sebaik-baiknya karena rezeki sudah ada yang mengatur.

Meski sempat terhantam badai akibat pandemi, bisnisnya tetap beroperasi. Service excellent yang selama ini ia berikan,membuat konsumen setianya datang silih berganti memesan peyek, bahkan sebagian diantara mereka menjadi reseler Peyek Mami.




Green Riverina, Kenekatan Berbisnis Furniture yang Berhasil Menembus Pasar Dunia

Sebelumnya

Best Friend Forever, Kedekatan Batin Ibu dan Anak di Balik Rahasia Sukses Bisnis Keripik yang Mendunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Usaha Ibu