Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

MUNGKIN banyak di antara kita yang menonton tivi kemudian tertidur tanpa sempat mematikannya? Lama kelamaan, hal tersebut menjadi suatu kebiasaan dan akhirnya bukan kita yang menonton tivi, tetapi tivi yang 'menonton' kita.

Ternyata kebiasaan yang kita anggap sepele itu bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh. 

Ada tiga bahaya kesehatan yang mengintai dan penyakit tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja.

Peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern meneliti dampak cahaya sekitar, termasuk cahaya tivi, terhadap kesehatan dan kebiasaan tidur. Penelitian itu melibatkan 522 orang dengan rentang usia 63 sampai 84 tahun.

Hasil penelitian tersebut cukup mengejutkan. Ditenukan bahwa mereka yang tidur dengan pencahayaan encompassing sekecil apa pun lebih tinggi memiliki risiko terkena diabetes, obesitas, dan hipertensi.

Mengapa demikian?
Peneliti utama studi ini, Phyllis Zee menjelaskan, resistensi insulin lebih mungkin terjadi ketika seseorang tidur dengan pencahayaan redup sekalipun.

Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel otot, lemak, dan hati, tidak merespon insilin dengan baik, yang umumnya dikaitkan dengan diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.

Jika dilihat dari persentasenya, hasil penelitian ini menunjukkan 17,8 persen peserta yang tidur dengan cahaya mengidap diabetes. Kemudian sebanyak 40,7 persennya mengalami obesitas dan selebihnya tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup karena seringkali terjaga di malam hari untuk sekadar melihat handphone.

Penelitian lainnya juga mengungkap hal yang sama. Seperti para ilmuwan dari National Institute of Health di Amerika Serikat yang menganalisis data kesehatan dan gaya hidup.pada 43.772 wanita di sana.

Temuan awal menyebutkan  wanita yang menggunakan lampu malam kecil berhasil memertahankan berat badannya. Sedangkan mereka yang tertidur dengan cahaya atau televisi menyala punya 17 persen kemungkinan lebih besar mengalami kelebihan berat badan hingga 5 kilogram dalam periode 5 tahun.

Di sini para ilmuwan berspekulasi bahwa hormon tidur, yaitu melatonin, ditekan ketika cahaya dari tivi mengganggu ritme sirkadian wanita. Dan hasil studi ini sudah dipublikasikan di JAMA Internal Medicine.

"Produksi melatonin distimulasi oleh gelap dan ditekan oleh cahaya terang. Secara normal, otak akan memroduksi melatonin setiap hari dan puncaknya terjadi pada malam hari, yaitu pukul 21.00 hingga 22.00. Ini juga yang menyebabkan Anda mengantuk. Produksi melatonin terjadi secara reguler untuk membuat siklus tidur Anda teratur," kata dr Dina Kusumawardhani dari KlikDokter.

Karena itu dr Dina menyarankan untuk tidur dalam keadaan gelap, karena akan bermanfaat dalam beberapa hal, seperti:

- Tidur menjadi lebih lelap
- Memperlambat proses penuaan
- Meningkatkan data ingat dan mencegah penyakit alzheimer
- Mencegah depresi dan membuat mood lebih baik
- Meningkatkan imunitas tubuh
- Menurunkan risiko kanker payudara

Untuk yang tidak bisa tidur dalam kondisi gelap, dr Dina menyarankan menggunakan lampu tidur kecil, yang pencahayaannya konsisten redup.

"Lampu tidur semacam ini banyak kita temukan di toko-toko lampu. Itu lebih baik ketimbang cahaya televisi yang terlalu terang atau terkadang bisa berubah menjadi gelap secara tiba-tiba," demikian dr Dina.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health