Gamalama diambil dari nama sebuah gunung yang ada di Ternate. Inspirasi mengambil nama Gamalama muncul dalam sebuah perjalanan untuk menyanyi di Ternate bersama seniman Benyamin S/ Net
Gamalama diambil dari nama sebuah gunung yang ada di Ternate. Inspirasi mengambil nama Gamalama muncul dalam sebuah perjalanan untuk menyanyi di Ternate bersama seniman Benyamin S/ Net
KOMENTAR

INNALILLAHI wa inna ilaihi rajiun. Dunia hiburan Tanah Air berduka dengan meninggalnya entertainer serbabisa, Dorce Gamalama Halimatussa'diyah dalam usia 58 tahun akibat terinfeksi COVID-19, Rabu (16/2/2022).

Dinyatakan positif COVID-19, Dorce sempat dirawat di RSPP Extension Simprug, Jakarta selama tiga minggu. Namun jauh sebelum itu, ia telah beberapa kali bolak-balik ke rumah sakit sejak pertengahan tahun 2020 hingga tahun lalu. Ada diabetes, juga penyakit batu ginjal.

Pada Oktober 2021 ia tak sadarkan diri hingga dilarikan ke rumah sakit akibat hipoglikemia, sebuah kondisi saat kadar gula (glukosa) dalam darah terlalu rendah. Hipoglikemia bisa membuat seseorang kejang, pingsan, bahkan menyebabkan kerusakan otak. Disebut-sebut, penyakit diabetes Dorce juga mulai menyebabkan alzheimer dan demensia.

Saat dalam pemulihan, ia sempat diwawancarai beberapa program. Salah satunya, menjadi bintang tamu di YouTube channel Sule Productions. Dorce mengatakan pertama kali ia syuting di tahun 1975. Ia bersyukur bisa menghibur para pemimpin negara mulai era Pak Harto hingga Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan itu, Sule memuji semangat Bunda Dorce yang membara meski badannya kurus, harus duduk di atas kursi roda, dan bicaranya tak lagi selancar dulu.

"Sakit itu anugerah. Jadi kita tidak boleh, namanya sehat, sakit, itu datangnya ke siapa saja. Ada orang sehat, tiba-tiba dia meninggal. Tapi kita minta sama Allah, kalau bisa, dikasih umur panjang. Mudah-mudahan lebih kaffah (sempurna), jadi bisa diterima. Saat umur kita sampai (ajal), itu memang sudah waktunya," ujar Dorce pada Sule, dalam video yang diunggah 4 Januari itu.

Bintang yang Sinarnya Sangat Terang

Dorce lahir pada 21 Juli 1963 dengan nama Dedi Yuliardi Ashadi, dari pasangan Achmad-Dalifah. Kedua orangtuanya meninggal saat Dorce masih kecil hingga ia pun diasuh sang nenek. Konon, kata Dorce, ayahnya adalah seorang pemain musik terkenal di Medan. Ayahnya berasal dari Binjai dan memiliki garis keturunan Arab.

Darah seni itulah yang mengalir deras ke anaknya, yang sejak SMP sudah menunjukkan ketertarikannya di dunia hiburan. Ia kemudian tampil bersama kelompok tari Fantastic Dolls, tempat ia mendapat panggilan Dorce.

Pada tahun 1983, Dorce menjalani operasi ganti kelamin ditangani Prof. Dr. dr. Djohansjah Marzoeki, Sp.BP., ahli bedah plastik dari RSUD dr. Soetomo, Surabaya. Ia sebelumnya harus menunggu selama empat bulan untuk memastikan kondisinya layak dioperasi setelah mendapat persetujuan para ahli bidang bedah,andrologi, urologi, juga psikologi.

Setelah itu, ia mulai tampil di TVRI Surabaya, TVRI Pusat Jakarta, dan banyak diundang ke berbagai event di seluruh Indonesia. Namanya pun meroket sebagai penghibur serbabisa.

Menghadirkan Dorce sebagai bintang tamu di sebuah acara, sama dengan menghadirkan penyanyi dan pelawak sekaligus. Suaranya bagus, dan ia pun piawai mencipta lagu. Dorce tercatat meraih rekor MURI setelah menghasilkan sembilan album dalam waktu lima bulan (November 2005-Maret 2006).

Dan kemampuannya mengolah humor menjadi inspirasi bagi para pelawak Tanah Air. Dorce dikenal sigap melontarkan berbagai celetukan jenaka yang mengundang tawa. Ia bahkan tidak memerlukan partner untuk melawak, karena ia bisa bercerita dengan cerita dan gaya bicara yang lucu.

Pun saat ia menggawangi gelar wicara Dorce Show selama empat tahun lebih. Dengan gaya khasnya yang humoris, Dorce membawakan acara dan mengobrol dengan para bintang tamu. Ia bisa menggiring suasana menjadi segar hingga penuh haru sesuai topik pembicaraan.

Ia adalah seorang entertainer sejati yang berkilau di atas panggung maupun di kehidupannya sehari-hari.

Meski namanya sedemikian terkenal, Dorce tak mau sombong. Ia tak berubah, selalu menjadi sosok bersahaja yang religius. Ia selalu menyelipkan dakwah di atas panggung. Menyemangati orang lain untuk pantang menyerah meraih mimpi dan tak pernah lupa untuk mendekat kepada Sang Pencipta.

Kepopuleran Dorce berbanding lurus dengan penghasilannya yang terus bertambah. Kesadaran untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak membuatnya mendirikan Yayasan Dorce Halimatussa'diyah yang fokus menyantuni anak-anak yatim piatu. Jumlah anak asuh Dorce tercatat sudah lebih dari 1500 anak.

Yayasan sosial tersebut berlokasi sama dengan kediaman Dorce. Di sana, ia juga membangun sebuah Rumah Gadang. Sebagai keturunan berdarah Minang, Dorce ingin melestarikan budaya leluhurnya. Di dalam Rumah Gadang terdapat foto besar Dorce mengenakan busana adat Minang lengkap dengan tutup kepala bernuansa emas. Ada pula singgasana emas dan meja ukiran yang terdapat ukiran nama Dorce Gamalama.

Dorce juga memiliki museum yang berisi busana-busana panggungnya selama berkarier di industi hiburan. Mayoritas adalah karya para desainer ternama Tanah Air. Ia pernah mengatakan bahwa busana show hanya dikenakan satu kali. Sejumlah busana dilelang murah untuk para artis daerah.

Yang membuat penasaran adalah nama "Gamalama" yang dipilih Dorce sebagai nama panggung. Sebagai orang berdarah Minang dan Arab-Medan, nama Gamalama tidak mewakili asal-usulnya.

Dorce berkisah bahwa Gamalama diambil dari nama sebuah gunung yang ada di Ternate. Inspirasi mengambil nama Gamalama muncul dalam sebuah perjalanan untuk menyanyi di Ternate bersama seniman legendaris Betawi, Benyamin Suaeb.




Penyair Joko Pinurbo, Celana, dan Jejak Mendalam di Dunia Sastra Indonesia

Sebelumnya

5 Fakta Film Badarawuhi yang Disebut-sebut Lebih Horor dari KKN di Desa Penari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment