Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan/ Net
Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan/ Net
KOMENTAR

GUNUNG berapi bawah laut di dekat Tonga telah meletus untuk ketiga kalinya dalam empat hari, setelah negara kepulauan Pasifik itu dilanda letusan besar dan tsunami pada Sabtu (16/1/2022).

Badan meteorologi Australia menyatakan telah terjadi letusan cukup besar gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai pada Senin meski tanpa peringatan tsunami.

Menurut para ahli, letusan vulkanik yang terjadi pada Sabtu lalu kemungkinan tercatat sebagai yang terbesar dalam jangka lebih dari 30 tahun terakhir.

Gambar dramatis dari luar angkasa menangkap letusan secara real time, saat gumpalan besar abu, gas, dan uap dimuntahkan hingga 20 kilometer ke atmosfer, sekaligus mengirim gelombang tsunami menerjang kawasan Pasifik.

Demikian pula di media sosial, banyak rekaman video menunjukkan orang-orang melarikan diri saat ombak membanjiri ibu kota Tonga, Nuku’alofa di saat langit sore menjadi gelap gulita akibat awan abu yang tebal.

Gelombang tsunami tersebut tercatat ribuan mil jauhnya di sepanjang Pantai Barat Amerika Serikat, Peru, Selandia Baru, juga Jepang. Di Peru yang berjarak 10.000 kilometer dari Tonga, sedikitnya dua orang meninggal disapu gelombang tinggi.

Baik Selandia Baru maupun Australia berusaha mencari tahu lebih lanjut kondisi Tonga namun masih terkendala awan abu. Selandia Baru, melalui pesawat pengintai, melaporkan kerusakan signifikan di sepanjang pantai barat Tongatapu, pulau utama Tonga. Meski demikian Palang Merah memberi harapan dengan menunjukkan bahwa kerusakan tidak separah yang ditakuti.

Tonga hampir tidak dapat dijangkau setelah kabel bawah laut yang menghubungkan pulau-pulau Pasifik ke dunia luar terputus. Kemungkinan diperlukan waktu hingga dua minggu untuk memulihkan saluran telepon dan internet. Namun PBB menyatakan telah mendeteksi sinyal lemah dari dua pulau kecil Tonga yang terisolasi.

Bagi para orang Tonga yang tinggal di luar negeri, sudah dua hari sejak terakhir kali mereka berbicara dengan keluarga dan sahabat. Komunitas Tonga di luar negeri saling menelepon mencoba mencari tahu kabar keluarga di kampung halaman mereka. “Kami mulai putus asa,” ujar Petilise Tuima kepada Sydney Morning Herald.

Belum ada korban massal dilaporkan, namun organisasi internasional prihatin dengan udara yang terkontaminasi dan akses air bersih bagi penduduk pulau terpencil di Tonga, terutama bagi anak-anak.

Dilansir CNN, Tonga adalah negara Polinesia dengan lebih dari 170 pulau Pasifik Selatan dan rumah bagi sekitar 100.000 orang. Ini adalah kepulauan terpencil yang terletak lebih kurang 800 kilometer timur Fiji dan 2.380 kilometer dari Selandia Baru.

Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga Ha’apai berlokasi sekitar 30 kilometer (20 mil) tenggara Pulau Fonuafo’ou Tonga, berada di bawah air di antara dua pulau kecil di ketinggian sekitar 2.000 meter (6.500 kaki) dari dasar laut, dengan lebih kurang 100 meter terlihat di atas permukaan laut.

Para peneliti mengatakan bahwa gunung berapi tersebut telah meletus secara teratur selama beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 2009, letusan mengirim gumpalan uap dan abu ke udara dan membentuk daratan baru di atas air. Kemudian pada Januari 2015, letusan menciptakan pulau baru selebar lebih kurang 2 kilometer. Letusan terbaru telah dimulai pada Desember 2021 hingga akhirnya letusan dahsyat pada 15 Januari 2022 mengirim gelombang kejut ke seluruh dunia hingga memicu tsunami melintasi Pasifik.

Di hari Sabtu, tsunami melanda Tongapu, pulau terbesar Tonga, dengan gelombang setinggi 1,2 meter di dekat kota Nuku’alofa yang mengalir ke jalan-jalan pesisir dan membanjiri properti. Peringatan tsunami juga diberlakukan di negara-negara Kepulauan Pasifik lain termasuk Fiji, Samoa, dan Vanuatu.

Peringatan tsunami juga dikeluarkan di beberapa wilayah di Selandia Baru, Jepang, Peru, Amerikas Serikat, juga British Columbia.

Di Jepang, NHK melaporkan bahwa prefektur timur laut Iwate melihat gelombang setinggi 2,7 meter dan beberapa tsunami lain yang lebih kecil dilaporkan melanda di banyak lokasi lain.

Letusan vulkanik di Tonga juga  mengirim gelombang ke Pantai Barat AS dengan ketinggian antara 3 hingga 4 kaki menurut kantor layanan cuaca nasional di San Diego. Gelombang tsunami dirasakan di California, Alaska, dan Hawaii.

Federasi internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyatakan tim mereka siap bertugas dan memiliki suplai yang cukup untuk membantu 1.200 kepala rumah tangga di Tonga.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News