Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MEREBAK kabar adanya varian baru corona yaitu Delmicron, gabungan dari varian Delta dan Omicron yang disebut-sebut sangat berbahaya.

Menanggapi kabar tersebut, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban memberi penjelasan melalui akun Twitter @profesorzubairi.

"Delmicron bukanlah varian baru dari virus corona seperti Alpha atau Beta. Artinya, Delmicron cuma istilah yang mengacu pada situasi di mana Delta dan Omicron membuat lonjakan kasus di wilayah tertentu, kayak di Amerika. Di sana, Omicron menyumbang 73% dari total kasus baru."

Tak hanya di Negeri Paman Sam, kondisi tersebut juga terjadi di Eropa yang menyebabkan terjadi 'tsunami' COVID-19, yaitu ketika Delta dan Omicron menjangkiti pasien secara bersama atau menyebar dengan cepat di satu wilayah. Lonjakan kasus di Amerika dan Eropa tersebut menimbulkan kekhawatiran akan datangnya gelombang ketiga COVID-19 di seluruh dunia.

Hingga saat ini, para ahli masih berjuang untuk memahami sifat varian Omicron untuk menyusun strategi pencegahan, namun Delmicron—kombinasi dua strain Delta dan Omicron—sudah terlanjur merebak. Ini adalah varian ganda COVID-19 yang menyebar dengan cepat di Barat.

Kita mengetahui bahwa varian Delta mendominasi sejak pertengahan April hingga pertengahan Juni dan bertanggung jawab atas gelombang kedua virus corona yang merenggut jutaan nyawa manusia di seluruh dunia. Strain virus ini menyebabkan gejala yang parah dan risiko rawat inap yang lebih besar.

Tak hanya itu, ketegangan pascainfeksi Delta juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang seperti brain fog, nyeri otot, dan rambut rontok.

Namun ketika berbicara tentang Omicron, para ahli mengatakan bahwa strain virus ini menyebabkan gejala lebih ringan. Omicron sangat cepat menular, namun tidak menimbulkan gejala parah dan risiko rawat inap pun lebih rendah. Meski demikian, para ahli percaya Omicron dapat mengalahkan kekebalan yang diberikan infeksi dan vaksinasi alami. Gejala awal Omicron berupa sakit tenggorokan, sakit kepala, dan kelelahan. Tidak ada laporan tentang anosmia dan ageusia.

Maka ketika berbicara tentang varian ganda Delmicron, para ahli berpendapat kombinasi tersebut akan sangat menular dan kuat untuk menyebabkan penyakit parah. Diperlukan lebih banyak penelitian guna mendapatkan pengetahuan mendetail tentang sifat varian ganda tersebut.

Untuk gejala Delmicron, kurang lebih menunjukkan tanda yang sama dengan dua varian induknya. Tanda-tanda umum yang ditemui meliputi suhu badan tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan atau perubahan pada indra penciuman dan indra perasa, sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan, seperti dilansir Times of India.

 




Fokus pada Segmen Ritel, Bank Mega Syariah Perluas Jangkauan Nasabah untuk Halal Lifestyle

Sebelumnya

Direksi Minimarket di Malaysia Didakwa Menghina Agama karena Menjual Kaus Kaki Bertuliskan “Allah”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News