KOMENTAR

Menurut mereka, tenun ikat khas Garut sudah lama terlupakan karena banyak perajin memilih membatik untuk dijual ke daerah-daerah lain. Ketiganya berharap tenun ikat Garut dengan motif khas daerah dan warna-warna yang menjadi ciri khasnya bisa lestari kembali.

Saat ini Marsya, Widi, dan Sitti sedang menjalani 10 hari karantina sepulang dari tur Eropa mereka. Masa depan gemilang menanti, termasuk rencana tampil di Wacken Open Air 2022 di Jerman, salah satu festival heavy metal terbesar di dunia. Semoga kian gemilang dan menginspirasi perempuan muda di berbagai pelosok Tanah Air untuk berani mengejar mimpi.




Penyair Joko Pinurbo, Celana, dan Jejak Mendalam di Dunia Sastra Indonesia

Sebelumnya

5 Fakta Film Badarawuhi yang Disebut-sebut Lebih Horor dari KKN di Desa Penari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment