KOMENTAR

PANGGUNG musik Atelier des Moles, Montbeliard, Prancis pada 9 Desember 2021 dikuasai tiga gadis muda Indonesia. Suasana ingar-bingar dengan hentakan musik metal membahana. Nama grup metal itu, Voice of Baceprot.

Grup yang digawangi tiga gadis muda berhijab asal Garut, Fridda Marsya Kurnia (vokal dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisah (drum) kian eksis di pentas global.

Siapa pun mungkin tak akan menyangka, di balik penampilan berhijab yang identik dengan kelembutan perempuan, ketiga gadis ini justru memilih memainkan musik metal yang dianggap keras dan didominasi kaum Adam.

Kecintaan ketiganya pada musik telah tumbuh sejak masih sama-sama duduk di bangku madrasah tsanawiyah. Namun mereka mesti meniti jalan terjal dalam bermusik. Banyak pertentangan dan anggapan buruk dari lingkungan sekitar, tak lain karena musik yang mereka pilih lekat dengan stereotip kehidupan 'gelap'.

Kiprah VoB diawali dengan meng-cover lagu para idola mereka sejak tahun 2014. Seiring perjalanan bermusik, ketiganya mulai menggabungkan berbagai jenis musik mulai rock, rap rock, funk rock hingga ke nu-metal dan funk metal. Menyatukan semuanya menjadi gaya musik unik yang menonjolkan permainan gitar nan ciamik dan suara khas Marsya, dentuman drum keras nan energik milik Sitti, serta cabikan bass ala Widi.

Menariknya, Voice of Baceprot (VoB) yang dalam bahasa Sunda diartikan sebagai "suara berisik" atau "bawel" ini tak cuma sekadar berteriak dan memainkan musik keras, tapi juga konsisten menggaungkan berbagai isu sosial yang marak di masyarakat, terutama berkaitan dengan keresahan perempuan.

Eksistensi VoB telah bergema hingga ke mancanegara. Memainkan musik mereka di WOW (Women of World) Sounds pada 4 Maret 2021, VoB juga hadir dalam acara virtual WOW Festival UK bersama para aktivis, penulis, dan seniman perempuan dari berbagai negara untuk merayakan International Women's Day yang jatuh pada 8 Maret. Dalam resepsi virtual tersebut, hadir pula Camilla, Duchess of Cornwall. Tahun ini menjadi kali kedua VoB diundang untuk tampil di pentas tahunan WOW Sounds.

Bukan tanpa alasan VoB terlibat dalam program internasional ini. Menurut pihak WOW Global, VoB adalah grup musik yang memanfaatkan lagu-lagu mereka untuk mengekspresikan keresahan mereka terhadap diskriminasi dan ketidakadilan lainnya yang terjadi di masyarakat. VoB dianggap sebagai grup musik yang aktif menyuarakan perubahan dalam lingkungan mereka.

Single pertama mereka School Revolution (2018) berbicara tentang sistem pendidikan di Indonesia. Lagu ini berisi opini VoB tentang sistem sekolah yang terlalu kaku dan konservatif, yang belum bisa mengakomodasi para peserta didik untuk berkembang secara personal. Ditambah lagi belum meratanya pendidikan antardaerah di Indonesia.

Dan single baru yang VoB bawakan di pentas WOW Sounds adalah God Allow Me (Please) to Play Music, sebuah lagu yang didedikasikan untuk perayaan WOW Day of the Girl 2021. Sebuah lagu yang mendorong toleransi untuk saling menerima, untuk menghindari intimidasi, menghancurkan stereotip, sekaligus untuk mencintai dan menghargai diri sendiri.

Salah satu yang selalu digaungkan VoB adalah kesempatan yang sama bagi perempuan dalam semua aspek kehidupan.

"Kesetaraan adalah ketika perempuan dan laki-laki mendapatkan hak mereka sebagai manusia utuh. Hak hidup aman, hak mendapat pendidikan yang layak, punya cita-cita dan diberikan ruang untuk mewujudkan cita-cita tersebut."

"Setiap perempuan punya mimpi dan cita-cita. Tapi masih banyak perempuan, terutama di kampung halaman saya, belum punya keberanian untuk mengungkapkan cita-cita mereka. Misalnya saja ingin menjadi atlet angkat berat yang biasanya didominasi laki-laki. Perempuan tidak boleh. Pamali."

"Perempuan harus mandiri. Setiap manusia itu harus berpegang teguh pada diri sendiri. Karena bagaimana pun kita bergantung dengan orang lain, akan ada satu masa tak ada seorang pun yang bisa mengerti dan membantu diri kita selain diri kita sendiri."

Itulah yang ingin disampaikan ketiganya lewat musik. Bahwa setiap mimpi harus diraih dan diperjuangkan, termasuk mimpi tentang kesetaraan baik gender maupun hak sebagai manusia.

Selesai dari WOW Festival, Voice of Baceprot menorehkan sejarah baru dalam perjalanan karier mereka di penghujung tahun ini dengan berpartisipasi dalam European Tour 2021 yang diadakan di beberapa negara yaitu Belanda, Belgia, Prancis, dan Swiss pada akhir November hingga 10 Desember lalu.

Dari foto-foto yang diunggah di laman Instagram @voiceofbaceprot, terlihat bahwa musik mereka bisa diterima dengan baik oleh para penikmat metal mancanegara. Ada pula momen di mana para penonton ramai-ramai meneriakkan "stop war, we hate war" yang mengindikasikan pesan VoB ditangkap dengan baik oleh mereka.

Tak hanya soal pesan kemanusiaan dan kepedulian terhadap nasib perempuan, VoB juga menyadari peran mereka sebagai duta bangsa di negeri orang.

Mereka tak lupa mempromosikan budaya tradisional Nusantara melalui fashion yang mereka kenakan. Tak melulu mengenakan busana berbahan kulit yang menjadi kebanggaan daerah Garut—yang juga sesuai dengan penampilan rock mereka, VoB juga membawa tenun ikat khas Garut di atas panggung.




Dari Shandy Aulia hingga Ashanti Tertahan di Dubai Imbas Banjir

Sebelumnya

Kisah Chicco Jerikho Didiagnosis Sepsis Hingga Harus Memakai Alat Pacu Jantung

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment