Siapa pun yang dapat meresapi saripati kehidupan keluarga Imran, maka diri mereka akan memperoleh kelebihan dibanding umat di masanya/ Net
Siapa pun yang dapat meresapi saripati kehidupan keluarga Imran, maka diri mereka akan memperoleh kelebihan dibanding umat di masanya/ Net
KOMENTAR

SURAT Ali Imran ayat 33, yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”

Baik itu Adam, Nuh, Ibrahim adalah nabi atau rasul utusan Allah. Namun, hebatnya keluarga Ali Imran ikut disebut-sebut, dan turut dipuji sebagai yang memiliki kelebihan dibanding umat di masanya.

Padahal Imran bukanlah nabi, lantas mengapa Allah menyandingkan seorang yang notabene manusia biasa dengan nabi-nabi pilihan-Nya?

Singkat kata, kita memang perlu membahas kelebihan keluarga Imran.

Pertama, meski bukan nabi.

Baik Imran maupun keluarganya tidak ada yang merupakan nabi atau rasul. Singkat kata, lelaki itu dan anggota keluarganya hanyalah manusia biasa. Ya, pada dasarnya samalah seperti kita-kita.

Namun, justru orang yang biasa-biasa saja bisa diabadikan dalam kitab suci, menjadi nama surat dalam Al-Qur’an, yaitu surat Ali Imran, yang artinya keluarga Imran. Dan yang ditekankan Al-Qur’an bukan seorang lelaki saja, melainkan segenap keluarganya. Keluarga lho!

Fakta ini merupakan kabar gembira bagi kita yang tergolong manusia biasa ini. Karena tanpa perlu menjadi seorang nabi, kita pun dapat meraih kemuliaan di sisi Tuhan. Peluang menjadi nabi itu teramat tipis jika dibandingkan dengan milyaran manusia. Akan tetapi peluang menjadi manusia yang disanjung Tuhan sesungguhnya terbuka lebar bagi siapa saja.

Kita tidak perlu berkecil hati jika nama keluarga kita tidak diabadikan dalam Al-Qur’an. Karena siapa pun yang dapat meresapi saripati kehidupan keluarga Imran, maka diri mereka akan memperoleh kelebihan dibanding umat di masanya.

Kedua, mendapatkan pendidikan dengan nabi.

Kendati bukan nabi, tetapi Imran memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya, yang bernama Maryam. Putrinya itu dibimbing dan diajar oleh Nabi Zakaria. Putrinya belajar di tempat terbaik di rumah ibadah, bahkan disediakan tempat khusus bagi Maryam di dekat mihrab.

Surat Ali Imran ayat 37, yang artinya, “Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria.”

Keluarga Imran jadi istimewa karena mempersiapkan pendidikan anak dengan baik. Di sini kita memahami sebuah keluarga hendaknya memiliki tujuan yang jelas beserta tahapan yang akan mereka lalui, utamanya dalam bidang pendidikan.

Ketiga, melahirkan nabi.

Dari keluarga Imran pula lahir manusia terbaik, yang kemudian hari menjadi nabi berpengaruh di dunia. Cucu Imran lahir yang menjadi nabi yang teramat hebat, Nabi Isa As.

Di sini kita dapat memahami keluarga yang biasa saja dapat mencetak manusia-manusia unggulan. Sebagaimana keluarga Imran dapat mencetak seorang nabi yang berkaliber dunia.

Namun, itu tidaklah terjadi begitu saja, sebab ada proses panjang yang dilalui oleh Imran dan keluarganya, bahkan proses itu telah dimulai dari Maryam lahir.

Surat Ali Imran ayat 36, yang artinya, ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.”

Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir Jilid 2: Aqidah, Syariah, Manhaj menerangkan, istri Imran berkata, “Sesungguhnya saya memberinya nama Maryam, yang memiliki arti pelayan Tuhan dan saya memintakan perlindungan dan penjagaan untuknya dengan penjagaan dan perlindungan-Mu dari kejelekan setan yang terkutuk dan terjauhkan dari kebaikan. Saya juga memohon kepada-Mu agar Engkau menjaga Maryam dan keturunannya dari setan dan penguasaannya atas mereka.”

Inilah ibu yang luar biasa, yang mempersiapkan perbekalan terbaik bagi anaknya semenjak baru saja lahir ke dunia; mulai dengan memberinya nama yang mengandung doa, melindungi dari intrik setan dan membukakan jalan keridaan Tuhan.

Hebatnya, jika ditarik lagi jauh ke belakang, komitmen istri Imran ini telah terbukti semenjak dirinya sedang melalui masa kehamilan.

Surat Ali Imran ayat 35, yang artinya, “(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Inilah visi terbesar dari keluarga Imran, yang dideklarasikan oleh istrinya, yaitu menjadi hamba yang mengabdi kepada Allah.

Dari berbagai kesiapan keluarga Imran dan kelebihan yang mereka tunjukkan, maka patutlah Tuhan memujinya, dan mempercayakan nabi utusan-Nya terlahir dari keluarga mulia tersebut.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur