Joe Biden saat disuntik vaksin Covid-19/ Foto: Reuters
Joe Biden saat disuntik vaksin Covid-19/ Foto: Reuters
KOMENTAR

MELIMPAHNYA vaksin di Amerika Serikat menjadi magnet tersendiri bagi para penduduk negara-negara di sekitarnya, terutama di wilayah Amerika Latin. Tak pelak, kini AS menjadi satu destinasi favorit bagi para 'turis vaksin'.

Istilah turis vaksin merujuk kepada mereka non-warga negara AS yang datang ke negara Joe Biden itu untuk mendapatkan vaksin. Bagi para turis vaksin, tujuan mereka bukan untuk meraih American dream yang dulu menjadi life goal banyak pemuda Amerika Latin melainkan vaccine dream yang diimpikan selama pandemi.

Salah satunya ada Elver Estela (49), seorang pengusaha asal Peru yang mendapatkan dosis pertama vaksin Pfizer di pusat vaksinasi di Seattle pada bulan ini dan sedang menunggu dosis kedua. Pada awal tahun ini, ia memutuskan pergi ke Amerika setelah orang-orang di sekitarnya bergantian tumbang terpapar Covid-19. Istri dan anaknya juga telah menyusulnya ke Seattle untuk mendapat vaksin Jhonson & Jhonson.

Ada lagi, Flavio San Martin (46), juga asal Peru. Ia telah melihat banyak orang sekarat akibat Covid-19 di sekelilingnya. Ia seorang konsultan bisnis yang berangkat ke Durham, North Carolina bersama keluarganya di bulan April dan menerima dua dosis vaksin Moderna. "Jika vaksin tidak datang kepadamu, sekarang saatnya menjemput vaksin," kata Flavio.

Data menunjukkan Peru adalah salah satu negara di Amerika Latin yang paling parah terdampak pandemi.

Dari populasi 32 juta jiwa, Peru telah menghadapi 68 ribu kematian akibat Covid-19. Dan sejak Maret 2021, terlihat peningkatan jumlah 'wisatawan vaksin' yang melakukan perjalanan ke AS.

Pamela Card (37) dari Meksiko mengaku tidak bisa menunggu lebih lama untuk memenuhi persyarataan mendapatkan vaksin di negaranya. "Keamanan keluarga sangat penting. Dengan vaksin ini, kami merasa aman dan tidak panik," katanya.

Pamela divaksinasi di Miami bersama 9 orang lainnya. Masing-masing mendaftar secara online dan menerima vaksin Jhonson & Jhonson di apotek.

Sedangkan Adriana Diaz (28) dan ibunya yang berusia 49 tahun juga bergegas pergi dari Meksiko ke Atlanta. Mereka tengah menunggu dosis kedua vaksin Pfizer. "Saya menyadari kami berdua harus menunggu lama untuk mendapat giliran vaksin (di Meksiko). Saya berterima kasih pada pemerintah AS telah mengizinkan orang-orang mendapatkan vaksin di sini," kata Diaz.

Data Johns Hopkins University menunjukkan bahwa Peru dan Meksiko memang sangat terpukul oleh pandemi. Meksiko telah melewati 2.399.790 kasus sementara Peru lebih dari 1.932.255 kasus. Meksiko saat ini telah melakukan vaksinasi penuh kepada 9% warganya. Peru lebih tertinggal karena tercatat baru lebih dari 3% warganya yang menerima vaksin.

Amerika Latin terbilang sangat kekurangan vaksin Covid-19. Meskipun lebih dari 400 juta dosis vaksin sudah diberikan di seluruh Amerika, sebagian besar berada di AS.

Direktur Pan American Health Organization (PAHO) Carissa Etienne menjelaskan pada media bahwa hanya 3% dari populasi Amerika Latin yang sudah divaksinasi penuh. "Jalan kami masih sangat panjang untuk memastikan semua orang terlindungi," ujarnya pada 19 Mei.

Menurut Carissa, wisata vaksin bukanlah sebuah solusi tetapi memperlihatkan betapa vaksin tidak didistribusikan secara merata di penjuru Amerika.

Negara-negara Amerika Latin dan Karibia telah menerima lebih dari 12 juta dosis melalui fasilitas Covax WHO pada 21 Mei. Namun menurut PAHO, terjadi penundaan pengiriman karena jumlah vaksin yang terbatas.

Untuk mendapatkan vaksin, tidak perlu menunjukkan bukti tinggal di AS, para turis vaksin cukup dengan menunjukkan kartu identitas atau paspor. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa yurisdiksi tidak dapat menambahkan persyaratan kewarganegaraan AS atau mewajibkan verifikasi kewarganegaraan AS sebagai syarat vaksinasi.

Kota New York bahkan membuka situs vaksinasi seluler. "Kami sedang menyiapkan peluang vaksinasi seluler di beberapa bagian New York yang menjadi favorit para turis. Ini adalah sebuah penyambutan bagi mereka yang datang ke New York. Kami ingin semua aman," ujar Wali Kota Bill de Blasio pada 11 Mei.

Jumlah orang yang bepergian dari Peru ke AS telah meningkat 4 kali lipat sejak Februari.

Data Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Peru menunjukkan dari 10.000 penerbangan di bulan Februari menjadi 40.780 penerbangan pada bulan April. Biasanya, pada tahun-tahun sebelum pandemi, musim puncak perjalanan dari Peru ke AS adalah sekitar bulan Juli.

Seiring meningkatnya jumlah penerbangan, harga tiket pesawat juga terus naik. Untuk kelas ekonomi misalnya, dari harga 500 – 700 USD, kini mencapai 1.200 – 4.500 USD.

Sedangkan dari Meksiko ke AS, mengambil contoh penerbangan Mexico City -  Miami membutuhkan biaya 10.000 peso Meksiko selama 4 hari tinggal, termasuk akomodasi. Jumlah yang terbilang di luar jangkauan banyak orang Meksiko. Biaya tersebut bisa untuk memberi makan satu keluarga selama satu bulan.

Ernesto Ortiz, manajer senior di Duke University's Global Health Institute, yang memantau distribusi vaksin di seluruh dunia mengatakan bahwa selama ketidaksetaraan distribusi vaksin terus berlanjut, maka jumlah turis vaksin akan terus meningkat.

Pengalaman para turis vaksin asal Amerika Latin yang dilaporkan CNN memperlihatkan rasa bahagia mereka karena diterima dengan tangan terbuka dan tidak dipersulit untuk mendapat vaksin di AS.

Mereka pun merasa terlindungi setelah divaksinasi. Mereka dapat kembali ke negara asal mereka dengan perasaan lebih aman meski tetap harus mematuhi protokol kesehatan sebagai tindakan pencegahan.

Para turis vaksin tersebut menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah demi menurunkan angka penularan di negara mereka. Mereka berpendapat tujuan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa jauh lebih besar dibandingkan biaya ekonomi yang harus mereka keluarkan.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News