Plasma darah yang didonorkan akan sangat menolong para pasien Covid-19 yang mengalami kondisi cukup parah/ Net
Plasma darah yang didonorkan akan sangat menolong para pasien Covid-19 yang mengalami kondisi cukup parah/ Net
KOMENTAR

SEBUAH terobosan dalam pengobatan Covid-19 adalah terapi plasma konvalesen (convalescent plasma). Terapi plasma konvalesen adalah pengobatan menggunakan plasma darah yang mengandung antibodi dari penyintas Covid-19 untuk didonorkan kepada pasien Covid-19.

Hingga saat ini, terapi ini disebut diyakini memiliki efektivitas terbatas. Plasma konvalesen bisa diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis akibat infeksi Covid-19. Terapi plasma darah sudah digunakan sejak lama untuk pengobatan beberapa penyakit infeksi seperti difteri, cacar air, juga pneumonia.

Efektivitas Terapi Plasma Konvalesen

Di Amerika, pernah dilakukan uji klinis secara acak kepada 103 pasien. Mereka diberikan terapi plasma darah selama 14 hari dan tingkat virus corona terdeteksi menurun drastis.

Namun belum diketahui apakah para pasien penerima donor plasma darah itu lebih cepat sembuh dan lebih terlindungi dari risiko kematian dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan plasma darah. Adapun Inggris sudah memulai pengumpulan donasi plasam konvalesen agar bisa segera digunakan.

Sementara di India, hasil penelitian terhadap 400 pasien Covid-19 dengan gejala sedang menyatakan bahwa plasma konvalesen menunjukkan efektivitas yang terbatas. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal medis BMJ pada 23 Oktober 2020 seperti dilaporkan Al Jazeera.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengimbau pentingnya produksi plasma konvalesen di berbagai daerah karena menjadi satu bentuk pengobatan yang dianggap cukup ampuh. Hingga saat ini PMI sudah menyebarkan 4500 kantong darah untuk pengobatan Covid-19. Namun mengingat angka infeksi Covid-19 yang makin tinggi, permintaan terhadap plasma darah terus meningkat.

Apakah Semua Penyintas Covid-19 Dapat Menjadi Pendonor?

Untuk menjadi donor plasma darah, pendonor haruslah memiliki gejala sedang hingga berat saat dulu terinfeksi Covid-19. Dengan begitu, ia diyakini sudah memiliki antibodi yang kuat. Adapun pada OTG, terlebih yang sudah melakukan isolasi mandiri, kebanyakan belum memiliki antibodi. Karena alasan inilah, tidak semua penyintas bisa menjadi pendonor.

Calon pendonor harus berusia 17 – 60 tahun dan sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Donor plasma darah bisa dilakukan setelah 14 hari sembuh dengan syarat memiliki cukup antibodi.

Menurut Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio yang bekerja sama dengan PMI untuk pengambilan plasma konvalesen mengatakan bahwa plasma bisa diambil sejak dua sampai empat minggu setelah pasien dinyatakan sembuh.

Cara Mendonorkan Plasma Darah

Jika ingin menjadi pendonor plasma darah, penyintas Covid-19 bisa mendatangi kantor PMI untuk mendaftar dan menjalani prosedur.

Di kantor PMI disediakan meja khusus bagi calon donor mengisi dokumen kesepakatan. Setelah calon pendonor menyetujui, petugas akan mengambil sampel darah. Darah diperiksa terlebih dahulu. Jika terdeteksi ada infeksi, calon pendonor akan dirujuk ke dokter untuk menyembuhkan infeksinya terlebih dulu.

Bagi calon pendonor dengan darah bebas infeksi, maka bisa dilaksanakan proses plasmaferesis. Yaitu proses pengambilan, pengobatan, dan pengembalian atau penukaran plasma darah atau komponennnya dari dan ke dalam peredaran darah.

Pheresis atau pengambilan darah sebanyak 500 hingga 600 cc, bisa untuk 2 – 3 kantong darah (200 cc per kantong). Jika yang diambil 500 cc, maka dimasukkan dalam 2 kantong, dan sisa 100 cc dipakai untuk penelitan, mengingat terapi plasma masih membutuhkan uji klinis meski sudah direkomendasikan oleh WHO.

Di Jakarta, angka permintaan plasma darah bisa mencapai 100 pasien per hari. Selain syarat menjadi donor yang tidak sembarang bisa dilakukan para penyintas Covid-19, kurangnya edukasi juga menjadi faktor donor plasma darah belum dikenal di tengah masyarakat.

Perlu adanya sosialisasi bahwa donor plasma darah pada prinsipnya sama dengan donor darah pada umumnya. Hanya saja, plasma darah yang didonorkan akan sangat menolong para pasien Covid-19 yang mengalami kondisi cukup parah.

Tidak ada yang perlu ditakutkan. Tidak ada pihak yang dirugikan. Inilah satu cara untuk makin memperkokoh empati dan kepedulian serta saling bantu untuk menghadapi pandemi bersama-sama.

 

 




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health