KOMENTAR

BIASANYA manusia menjadi terlihat tua disebabkan faktor usia, kurang perawatan tubuh, tekanan hidup dan yang sejenisnya, kali ini Nabi Muhammad yang mulia sampai menjadi tua disebabkan oleh sejumlah surat dalam Al-Qur’an. Artinya, ada hal yang amat besar dalam surat-surat tersebut, yang di antaranya adalah al-Waqi’ah ini.

Suatu ketika Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, engkau telah terlihat tua.”

Beliau bersabda, “Aku dijadikan tua oleh surat Hud, al-Waqi’ah, al-Mursalat, amma yatasa alun, dan idza syamsu kuwwirat.” (HR. Tirmidzi melalui Ibnu Abbas)

Lazimnya, orang-orang akan lekas tertarik dengan apapun yang membuat awet muda. Kali ini marilah kita alihkan perhatian terhadap surat Al-Qur’an yang justru membuat Rasulullah tampak menjadi tua, saking luar biasanya kabar yang dikandung surat al-Waqi’ah tersebut.

Ibnu Katsir dalam kitab Al-Qur’an Al-Adhim menafsirkan, bahwa al-Waqi’ah (peristiwa atau kejadian) salah satu dari nama-nama kiamat. Dinamakan demikian, disebabkan kepastian kejadian dan keberadaannya. Apabila Allah berkehendak menciptakan kiamat, maka tidak ada yang sanggup menghindari atau menolaknya.

Senada dengan itu, dalam Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab juga dijelaskan tentang penamaan al-Waqi’ah, bahwa menamai hari kiamat dengan al-Waqi’ah, kejadian atau peristiwa. Ayat ini hanya menamai peristiwa karena kejadiannya sedemikian jelas dan pasti sehingga, walaupun tidak dijelaskan peristiwa apa itu, seharusnya semua manusia telah mengetahuinya. Kata yang digunakan untuk mengisyaratkan betapa hebat dan sempurnanya peristiwa itu. Tidak ada peristiwa lain yang menyamainya.

Tema utama surat ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan tentang apa yang akan terjadi di bumi serta kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka. Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama.

Ketika manusia modern lagi bersemangat mencari cara agar terus awet muda, bagaimana posisi al-Waqi’ah yang hadir justru membuat manusia terlihat tua? Apakah kita perlu menghindari surat al-Waqi’ah disebabkan takut mengalaminya?

Sekilas ungkapan Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad terlihat menjadi tua itu terdengar menyeramkan, siapa sih orang yang mau disebut-sebut tua? Bahkan, kalimat ini dapat menyinggung perasaan orang lho! Karena, orang lebih suka dipuji awet muda meski kulitnya telah keriput, dan rambutnya ubanan. Bahkan, orang akan lebih tersanjung lagi tatkala dipuji babyface.

Ungkapan, “terlihat menjadi tua,” tentunya mengandung makna kiasan. Kalau seseorang sudah tua, maka dia akan lebih matang berpikir, lebih serius memahami sesuatu dan tidak lagi banyak bersenda-gurau, (kecuali orang-orang tua yang kekanak-kanakan ya!).

Dengan demikian, maksudnya menjadi tua di sini adalah, diperlukan keseriusan yang amat mendalam tatkala berhadapan dengan surat al-Waqi’ah.

Dengan demikian, kita perlu mengikuti jejak Nabi Muhammad yang mencurahkan kesungguhannya dalam memahami al-Waqi’ah, karena yang dibahasnya kejadian amat besar, yaitu kiamat, yang tiada satu pun peristiwa yang dapat menandingi kedahsyatannya.

Kiamat bukan hanya ada dalam pembahasan agama Islam, agama-agama lain pun semisal Yahudi atau Nasrani juga mempercayai kiamat sebagai akhir dari kehidupan duniawi. Begitu pun para ilmuan modern juga mengemukakan berbagai teori, di mana alam semesta ini akan tamat riwayatnya dan terjadilah kehancuran yang luar biasa.

Lalu kapankah kiamat itu akan terjadi? Pertanyaan ini telah dijawab pada berbagai ayat:
Surat al-Isra ayat 51, yang artinya, “Boleh jadi ia dekat.”

Surat al-Qamar ayat 1 yang artinya, “Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan.”

Surat al-Anbiya ayat 1, yang artinya, “Telah dekat kepada manusia hari perhitungan (kiamat) sedangkan mereka dalam kelalaian, lagi berpaling (darinya).”

M. Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al-Qur’an menerangkan, bahwa agaknya informasi Al-Qur’an tentang kedekatan ini, lebih dimaksudkan untuk menjadikan manusia selalu siap menghadapi kehadirannya.

Karena itu pula, tidak satu atau dua ayat yang menegaskan bahwa kedatangannya sangat tiba-tiba. Ketakutan tentang hari kiamat akan mengantarkan orang yang percaya untuk berbuat sebanyak mungkin amal ibadah, sehingga mereka dapat menggapai kebahagiaan abadi di sana.

Tidak ada yang tahu kapan akan datangnya kiamat, mungkin esok, barang kali hari ini, mungkin sebentar lagi, atau tidak lama setelah kita usai membaca tulisan ini. Wallahu a’lam!

Dengan besarnya perhatian membaca, mempelajari dan merenungkan surat al- Waqi’ah ini, insyaallah kita menjadi lebih siap menyambut kiamat, kapan pun datangnya tidak lagi menjadi persoalan. Kiamat tidak dapat kita hindari, oleh sebab itu mari bersiap menyambutnya.

Mestinya kiamat menjadi kabar baik bagi orang-orang beriman, karena dengan peristiwa besar itu pintu-pintu surga terbuka lebar untuknya.


 

 

 




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur