KOMENTAR

SALAH satu komponen penting dalam pelaksanaan acara adalah flyer. Seperti kita ketahui bersama, flyer adalah sarana promosi yang berisi informasi lengkap tentang program/ event yang akan digelar. Terlebih lagi di era digital saat ini, flyer biasanya dibuat dalam bentuk electronic flyer alias e-flyer.

Dalam pembuatan desain flyer, salah satu aplikasi desain grafis yang tergolong user friendly terutama bagi para pemula adalah Canva. Aplikasi yang hadir sejak tahun 2012 ini tergolong lengkap karena menyediakan berbagai platform desain untuk beragam keperluan seperti Instagram dan Facebook post, undangan, poster, sampul buku, hingga presentasi.

Melihat kebutuhan tentang desain flyer yang makin meningkat, Ibu Profesional Jakarta menggelar HIMA Jakarta Sharing Session berupa free Webinar denga tema "Design Flyer Dengan Canva" yang digelar Jumat, 11 Desember 2020 pukul 19.00 – 21.00 WIB. Acara yang termasuk rangkaian Cloud 9 Playground IP Jakarta menyambut Milad 9 Ibu Profesional ini menghadirkan narasumber Ninit Aliya R. (Mahasiswi Bunda Produktif/ Tim Medkom Sekreg IP Jakarta) dan dipandu Nur Maulidah (Mahasiswi Bunda Produktif/ Mankeu Bunda Jakarta).

Para anggota Ibu Profesional selama ini memang cukup akrab dengan Canva terutama dalam mengerjakan beberapa tugas di perkuliahan IP. Dalam webinar, Ninit menjelaskan secara mendetail langkah demi langkah pembuatan flyer menggunakan berbagai fitur yang disediakan Canva.

Mulai dari mengganti gambar background, mengganti warna, memasukkan frame, memasukkan tulisan, memasukkan foto, juga bagaimana memperbesar atau memperkecil huruf atau gambar.

Sebanyak 75 peserta menghadiri Zoom meeting room. Antusiasme terlihat dari banyaknya peserta yang aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan. Suasana pembelajaran juga makin seru dengan adanya doorprise untuk beberapa kategori peserta yaitu peserta teraktif, peserta pertama masuk Zoom, peserta pertama mengunggah tugas di Instagram IP Jakarta, dan peserta pertama yang membagikan tugas di chat grup.

Ninit menjelaskan bahwa ada banyak cara untuk berkreasi agar desain kita tidak terlalu mirip dengan template yang disediakan Canva. "Agar tidak terkesan Canva banget, kita bisa mengganti warna, mengubah komposisi, memperbesar atau memperkecil tulisan, juga menambah atau mengurangi item yang ada pada template," terang Ninit.

Menurut Ninit, mendesain adalah satu keterampilan yang membutuhkan banyak latihan. Untuk menambah kreativitas, kita harus terus mengeksplorasi, mengamati, meniru, dan mempraktikkan apa-apa yang kita lihat.

Dalam desain, kita juga harus memperhatikan apa yang menjadi kebiasaan umum atau kebiasaan dari audience yang dituju. Misalnya saja untuk acara yang berhubungan dengan dunia ibu & anak, bisa menggunakan warna-warna pastel. Atau jika berbicara tentang daerah tertentu, bisa menggunakan warna yang menjadi warna khas dari kebudayaan daerah tersebut.

Dalam webinar tersebut Ninit juga menegaskan bahwa desain berbeda dari seni. Dalam seni, kita mendahulukan ego (membuat karya yang kita suka, menyuarakan apa yang kita ingin sampaikan-red). Sebaliknya, desain justru 'melemahkan' ego. Selain mengedukasi, desain—terlebih dalam dunia marketing, harus mengutamakan kepentingan audience (atau konsumen).

"Sesungguhnya di balik kesulitan itu ada kemudahan. Nikmati saja setiap prosesnya dan tetap semangat," pesan Ninit kepada peserta webinar IP Jakarta.

Ya, mengulik aplikasi desain memang selalu mengasyikkan. Yang terpenting adalah jangan ragu meluaskan kreativitas agar setiap kreasi yang kita hasilkan makin menarik dan makin unik.




JMSI Kepri Ajak Pelajar SMAN 2 Tanjungpinang Sampaikan Bahaya Narkoba Melalui Tulisan

Sebelumnya

Siapkan Inovator Masa Depan, Algorithmics Kembangkan Kreativitas dan Berpikir Logis Anak dengan Kelas Pemrograman

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E