dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A
dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A
KOMENTAR

PENANAMAN perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara intensif dan berkelanjutan menjadi sangat krusial karena anak merupakan salah satu golongan usia yang rentan terjangkit penyakit, termasuk COVID-19. Apalagi setelah sebuah fakta mengejutkan terungkap, bahwa jumlah kematian anak (0-18 tahun) akibat COVID-19 di Indonesia tertinggi se-Asia Pasifik, angkanya 1,1% lebih tinggi dari Tiongkok, Italia dan Amerika.

Data lain juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama terkait proporsi angka kejadian COVID-19 pada anak, yaitu sebesar 9,1%. Permasalahan ini pun makin menantang karena berbagai kegiatan harus tetap berjalan, termasuk belajar mengajar.

"Hak anak untuk mendapatkan pendidikan harus tetap diprioritaskan demi masa depannya. Namun sebelum melepas mereka kembali bersekolah, kita harus membiasakan PHBS sejak dini sebagai kunci mengendalikan penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan. Selain memastikan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, Kemendikbud RI sangat mendorong peran serta para pengajar serta orang tua untuk membekali anak dengan pengetahuan PHBS tepat sejak dini sebagai modal agar mereka dapat belajar dengan aman," begitu dikatakan Dra Sri Wahyuningsih, M.Pd., Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dalam Webinar PT Unilever Indonesia, TBK: Program Sekolah dan Pesantren Sehat, Kamis (24/9).

Dan untuk mencegah munculnya klaster pendidikan terkait covid-19, seperti yang terjadi di beberapa pesantren, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A yang kerap menyuarakan pentingnya tindakan preventif untuk menekan laju COVID-19, menekankan pada menanamkan PHBS sejak dini.

”Masyarakat perlu memahami bahwa meski seringkali tidak menunjukkan gejala, anak yang terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki jumlah virus dalam darah atau viral load yang tinggi di saluran napas sehingga kemungkinan mereka menularkan individu lainnya sangat besar," kata dr Mesty saat menjadi pembicara di Webinar PT Unilever Indonesia, TBK.

"Maka untuk meminimalkan risiko ini, biasakan anak melakukan PHBS dengan benar, dan pastikan mereka mendapatkan gizi seimbang sehingga imunitasnya tetap terjaga," tegas dia.

Selanjutnya ia berpesan, agar para pengajar serta orang tua terus menanamkan pentingnya protokol kesehatan, seperti memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak aman lebih dari dua meter, agar anak dapat lebih siap ketika nanti diperbolehkan kembali bersekolah. Hal ini menjadi sangat penting karena pakar kesehatan mengatakan bahwa perubahan perilaku berkontribusi 80% dalam mengendalikan kurva pandemi.

 




Indonesia Catat Sejarah Jadi Tuan Rumah Jambore Pramuka Muslim Dunia Pertama

Sebelumnya

Reshuffle Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo Subianto Lantik 4 Menteri dan 1 Wakil Menteri

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News