Wartawan senior dari Timor Leste Jose Antonio Belo (di layar) bersama dengan CEO RMOL Teguh Santosa dalam webinar
Wartawan senior dari Timor Leste Jose Antonio Belo (di layar) bersama dengan CEO RMOL Teguh Santosa dalam webinar "Mengenang Indonesia, Mengenang Timor Leste"/Farah
KOMENTAR

LEBIH dari 21 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 1999, merupakan hari bersejarah bagi Indonesia dan Timor Leste.

Pada hari itu, dalam sebuah referendum yang disponsori PBB, mayoritas warga di wilayah Timor Timur memilih untuk melepaskan diri dan merdeka dari Indonesia dan berganti nama menjadi Timor Leste.

Kini, setelah 21 tahun kemerdekaan Timor Leste, negara tersebut berkembang menjadi sebuah negara tetangga Indonesia yang maju, bukan hanya dalam bidang politik dan ekonomi, tapi juga dalam hal kesetaraan hak wanita.

"Di Timor Leste, kesetraan hak wanita dalam politik diatur dalam Undang-Undang Parlemen kita, terutama soal jumlah representatif wanita," kata wartawan senior dari Timor Leste Jose Antonio Belo dalam webinar yang digelar oleh Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Mengenang Indonesia, Mengenang Timor Leste" yang digelar pada (Kamis, 3/9)

"Jadi kita memiliki lebih banyak perwakilan wanita di parlemen dan pemerintahan, di bandingkan negara-negara lain di Asia,' sambungnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa hak wanita dan anak-anak menjadi salah satu pusat perhatian pemerintah di Timor Leste. Sehingga kesejahteraan mereka akan selalu menjadi prioritas.

"Untuk wanita dan anak-anak akan selalu mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan negara," tandasnya.




Memaknai Hakikat Perempuan Hebat dari Sosok Mooryati Soedibyo: Empu Jamu Indonesia hingga Menjadi Wakil Rakyat

Sebelumnya

Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women