Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

TANTRUM atau tantrum temper adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak, yang ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, marah. Sebagai orangtua baru, mengatasi anak seperti demikian tentunya bukan hal yang mudah.

Pun yang dirasakan artis Eriska Rein, Ibu satu anak bernama Mikhail Zayn, yang baru berusia 2 tahun ini kerap mengalami tantrum. Istri Mithu Nisar tersebut mengaku sempat bingung bagaimana harus bersikap.

“Mungkin karena belum banyak sosialisasi di luar, dia banyak di rumah, mungkin dia bosan di rumah, ada aja cranky, ingin sesuatu bisa nangis banget,” ungkap pemain film Negeri 5 Menara itu.

Lambat laun, dia belajar untuk lebih mengerti sang anak. Ia pun berusaha tenang dan tidak panik ketika anaknya sedang tantrum. “Kadang kalau kita panik, anak ikut panik. Jadi kalau anak lagi tantrum, aku coba tenang, aku coba banyak sabar, karena aku pikir ya emang masih baby, dia masih banyak proses yang harus dieksplore,” jelasnya.

Bicara soal mengatasi anak tantrum, dijelaskan psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, saat anak tantrum, selama tidak membahayakan dia, didiamkan dulu saja. Hal ini untuk melatihnya menenangkan diri sendiri.

“Yang kedua, supaya dia merasa bahwa dengan tantrum, dia tidak bisa dapat apa yang dia inginkan. Kan kalau kita diamkan, dia akan merasa wah dicuekin nih,” jelas Putu.

Nah, kalau sudah tenang, barulah anak kita ajak bicara. Kita tanya baik-baik, apa sebenarnya yang dia inginkan. Yang terpenting, saat awal dia tantrum, Bunda jangan langsung bereaksi.

“Jangan langsung dimarahi, jangan dikasih apa yang dia mau. Diamkan saja dulu, misal dia benturkan kepalanya, ya kita tahan aja kepalanya agar tetap aman,” tegas Rosdiana.




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting