Sabrina Meng Wenzhou/Net
Sabrina Meng Wenzhou/Net
KOMENTAR

Dia memang boleh keluar rumah. Boleh jalan ke kota. Tapi tidak boleh melebihi batas. Juga tidak boleh mendekati bandara.

Sabrina kini kelihatan sudah bisa menata hati. Bahkan Sabrina sudah bisa berterima kasih kepada kebaikan banyak orang --termasuk petugas-petugas yang menahannyi di bandara dulu.

Apalagi ketika pengadilan akhirnya memutuskan Sabrina boleh ditahan luar. Dan saat itu pengunjung sidang bersorak gembira. "Saya begitu terharu. Sampai menitikkan air mata. Masa paling sulit dalam hidup saya sudah lewat," tulisnyi.

Hari itu Sabrina juga ingat: menjelang musim salju seperti sekarang ini. Pembebasannyi itu membuat hatinyi hangat. Apalagi kalau dia mengenang ibunyi yang sudah tua. Yang juga menunggu di rumahnyi di Kanada.

Sang ibu, Meng Jun adalah istri pertama ayahnyi.

Setelah Sabrina berumur 16 tahun sang ibu menjadi janda. Ren Mengzhou menceraikannyi.

Sejak itu pula Sabrina mengganti marga. Dari marga Ren ke marga Meng --menggunakan marga ibunyi.

Ren Wenzhou lantas kawin lagi. Dengan sekretarisnya: Yao Ping. Yang melahirkan anak perempuan dengan 'i' lima. Namanyi: Annabel Yao.

Sudah cantiiiiik cerdas pula. Kini Annabel berumur 20 tahun. Kinyis-kinyisnyi. Kuliahnyi di jurusan komputer. Di universitas terbaik dunia: Harvard. Di Boston, Amerika.

Annabel pula yang bikin heboh tahun lalu. Saat dia tampil di pesta paling jetset di muka bumi: Le Bal des Debutantes. Di Paris.

Yakni pesta dansa yang hanya boleh diikuti gadis berumur antara 19-21 tahun. Yang harus cantik --dengan 'i' lebih dari tiga. Juga harus pandai sekali. Dan orang tuanyi harus kaya dengan kekayarayaan minimal 'a' lima.

Heboh lainnya: Annabel suka mejeng di medsosnyi --tapi followernyi hanya 40 ribu. Mungkin banyak calon follower yang minder duluan.

Sabrina Meng tidak kalah cerdas. Sabrina adalah lulusan Huazhong Science and Technology --sejajar dengan Tsinghua University: MIT-nya Tiongkok.

Hanya saja Tsinghua ada di Beijing. Sedang Huazhong ada di kota Wuhan --kota terbesar di Tiongkok Tengah.

Kampus Huazhong luasnya 470 hektare.

Setelah setahun berada di tahanan Sabrina mengaku tidak lagi tertekan. "Meski jauh di Kanada saya sudah merasa seperti dekat dengan rumah," tulisnyi.

Rupanya bagian ini untuk membesarkan hati seluruh karyawan Huawei. Yang tingkat keprihatinan mereka pada Sabrina luar biasa.

"Saya juga tidak lagi punya rasa takut. Tidak pula takut menghadapi jalan terjal di depan," tulis Sabrina.

Memang, tulisnyi, kebebasan saya sekarang ini sangat terbatas. "Saya masih memerlukan kebebasan jiwa saya," tulisnyi.

Namun Sabrina kelihatan sudah lebih tenang. Termasuk dalam menghadapi sidang Januari nanti.

Hanya saja Sabrina punya satu permintaan: agar sidang itu tidak disiarkan langsung oleh televisi.

Malu?

Sama sekali tidak.

"Hanya supaya tidak dilihat Trump," katanyi.

Saya punya alasan lainnya: Kalau Trump melihatnyi tiap hari bisa-bisa jatuh cinta padanyi.

Saya tahu Ren Wenzhou tidak menangis melihat nasib Putrinya. Tapi bisa jadi hatinya berdarah-darah.




Ji Chang-wook Gelar Fansign di Jakarta 12 Mei Mendatang, Siap Suguhkan Pengalaman Istimewa bagi Para Penggemar

Sebelumnya

Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Disway