Joram van Klaveren/Net
Joram van Klaveren/Net
KOMENTAR

TAKDIR manusia sudah ditentukan oleh Allah. Bagaimana tidak, seorang politisi anti-Islam nomor satu saja bisa mengikuti sunnah Rasulullah jika Allah sudah berkehendak.

Begitulah cerita yang dibawa oleh Joram van Klaveren. Dia dulu adalah petinggi Partij voor de Vrijheid (PVV/Partai Kebebasan) yang dipimpin Geert Wilders. Di Belanda, nama itu identic dengan kebencian terhadap Islam.

Saking bencinya, pada 2008 Wilders membuat film Fitna, yang memuat kisah bohong soal Islam. Klaveren yang sudah 7 tahun bergabung, bersama Wilders selalu mendengungkan sikap anti-Islam.

Bahkan dari mulutnya pernah keluar kalimat Islam adalah kebohongan, Muhammad adalah penjahat, atau Al Quran adalah racun

Namun Allah mampu membolak-balikkan hati manusia. Kebencian Klaveren terhadap Islam kini berubah menjadi kecintaan yang sangat mendalam.

Sejak Oktober 2018, Klaveren masuk Islam dengan bimbingan Imam Muhamed A’arab. Di situ cerita dimulai. Menurut pengakuan pria lulusan Studi Agama di Vrije Universiteit, Amsterdam, sejak tidak terpilih menjadi anggota dewan, dia berencana menulis buku soal keburukan Islam. 

Dalam buku tersebut nantinya akan dikuak soal kesengsaraan yang ditimbulkan Islam, kekerasan, kebencian terhadap Yahudi, penindasan perempuan, hingga homophobia.

Namun dalam perjalanan risetnya, ia menemukan hal sebaliknya. Islam itu cinta damai, jauh dari yang selama ini dikampanyekannya. Niat menulis buku anti-Islam pun berubah menjadi buku perjalanan menemukan Islam. Dia memberinya judul: Afvallige. Van Christendom naar Islam in tijden van secularisatie en terreur (Pantangan: Dari Kristen menuju Islam di tengan sekularisasi dan terror).

“Beberapa tahun sebelumnya saya melakukan penolakan yang besar terhadap Islam dan itu tidak menyenangkan. Tapi sebagai pencari Tuhan, saya selalu resah dan keresahan itu sekarang perlahan menghilang,” ujar Klaveren.

“Saya menemukan kebanyakan cerita negatif berasal dari abad pertengahan Eropa. Kristen melihat Islam sebagai agama saingan dan melakukan segala hal untuk menjelekkannya,” aku dia.

“Sebenarnya, rintangan terbesar saya adalah Muhammad. Saya dulu meyakini dia figur yang jahat, pria yang haus akan uang. Ternyata banyak kebohongan yang disampaikan soal pria ini,” katanya, mengutip perkataan sejarawan abad 19 Thomas Carlyle, soal Muhammad.

Masuk Islam, Klaveren mengatakan tidak akan mengubah namanya jadi lebih Islami. Namun perlahan-lahan dia mulai menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Dia mulai belajar solat, menghindari alkohol, dan makanan haram lainnya.

“Saya hanya tahu dua surat, Al Fatihah dan Al Ikhlas, yang paling pendek. Saya membeli buku kecil berjudul 'Saya Belajar Quran', buku ini sebenarnya untuk anak kecil hingga 10 tahun, buku berwarna pink,” kata dia.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur